Sumber: Yahoo Finance | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Orang terkaya dunia Elon Musk tengah dibandingkan dengan orang terkaya lainnya Jeff Bezos dalam melakukan keputusan bisnis mereka.
Elon Musk dinilai lebih banyak membuat kegemparan saat membeli Twitter. Sementara saat Bezos membeli Washinton Post sedikit kegemparan.
Hal itu dikatakan salah satu follower Must di Twitter. Terkait hal itu, Musk menyatakannya sebagai poin yang bagus.
Seperti diketahui saat ini Elon Musk sudah hampir mencapai kesepakatan dalam membeli Twiiter senilai US$ 44 miliar. Sementara Bezos saat membeli Washington Post ia menghabiskan US$ 250 juta pada 2013.
Baca Juga: Siap Perang Harga, Tesla Pangkas Harga Mobil di China Hingga 9%
"Tidak ada satu orang pun yang mempermasalahkan @elonmusk membeli Twitter yang pernah memiliki masalah dengan Jeff Bezos yang memiliki @washingtonpost," kata pengguna Twitter Michael Malice.
"Poin bagus," jawab Musk, di samping emoji wajah berpikir.
Setelah berbulan-bulan bolak-balik, kesepakatan pengambilalihan Twitter Musk senilai US$ 44 miliar dilaporkan hampir selesai.
Sementara itu, pengguna platform telah menyatakan keprihatinan bahwa Musk membeli Twitter dapat mengancam kebebasan berbicara di platform dan menyebabkan melonggarnya moderasi konten, yang pada gilirannya berpotensi meningkatkan ujaran kebencian, informasi yang salah, dan konten berbahaya di situs.
Baca Juga: Warren Buffett: Kehancuran Pasar Bisa Jadi Teman Baik Investor
Musk, misalnya, mengatakan dia akan membalikkan larangan Twitter terhadap Donald Trump. Twitter secara permanen menangguhkan akun mantan presiden setelah dia berulang kali men-tweet klaim penipuan pemilu yang tidak berdasar yang membantu menghasut pemberontakan dengan kekerasan di Capitol pada 6 Januari.
Musk juga dilaporkan mengatakan kepada investor bahwa dia berencana untuk memangkas 75% dari 7.500 tenaga kerja Twitter, menurut The Washington Post.
Pemotongan besar-besaran seperti itu dapat secara drastis menghambat kemampuan Twitter untuk mengambil tindakan terhadap konten berbahaya.
Baca Juga: Elon Musk Meramal Resesi Akan Terjadi Hingga Musim Semi 2024, Mobil Listrik Terbeban
Pemerintah AS dilaporkan sedang mempertimbangkan tinjauan keamanan nasional atas pengambilalihan Twitter Musk, Bloomberg melaporkan awal pekan ini, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.
Rencana Musk untuk memanfaatkan investor asing untuk membantu membayar kesepakata, termasuk Pangeran Alwaleed bin Talal dari Arab Saudi, dana kekayaan negara Qatar, dan Binance Holdings, yang didirikan oleh seorang pengusaha China, telah mengganggu pejabat administrasi Biden.