kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.396.000   29.000   1,23%
  • USD/IDR 16.746   15,00   0,09%
  • IDX 8.402   13,66   0,16%
  • KOMPAS100 1.162   -0,16   -0,01%
  • LQ45 845   -1,85   -0,22%
  • ISSI 293   1,50   0,51%
  • IDX30 444   -1,79   -0,40%
  • IDXHIDIV20 510   -3,36   -0,65%
  • IDX80 131   0,01   0,01%
  • IDXV30 138   -0,44   -0,31%
  • IDXQ30 140   -0,67   -0,47%

Dilema The Fed: Jaga Pasar Kerja atau Tekan Inflasi?


Kamis, 13 November 2025 / 09:26 WIB
Dilema The Fed: Jaga Pasar Kerja atau Tekan Inflasi?
ILUSTRASI. Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) diperkirakan kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada Desember mendatang untuk menopang pasar tenaga kerja yang melemah. Foto: Tangkapan Layar Youtube The Fed


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - Bank Sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve) diperkirakan kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin pada Desember mendatang untuk menopang pasar tenaga kerja yang melemah. Hal ini disampaikan oleh 80% ekonom dalam survei Reuters terbaru—angka yang sedikit naik dibanding survei bulan lalu.

Hasil jajak pendapat ini menunjukkan semakin kuatnya keyakinan kalangan ekonom, meski di internal Federal Open Market Committee (FOMC) sendiri masih terjadi perbedaan pandangan soal perlunya pemangkasan tambahan tahun ini, terutama karena data ekonomi resmi terhambat akibat penutupan sebagian aktivitas pemerintahan AS yang berkepanjangan.

Setelah menurunkan suku bunga seperempat poin bulan lalu—yang menuai perbedaan suara di antara pejabat Fed—Ketua Jerome Powell sempat mengingatkan bahwa pemangkasan Desember belum tentu dilakukan.

Namun, dari 105 ekonom yang disurvei, sebanyak 84 orang memperkirakan FOMC akan menurunkan suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut pada 10 Desember, menjadi kisaran 3,50%–3,75%, sesuai dengan ekspektasi pasar. Sebanyak 21 ekonom memperkirakan suku bunga tetap.

“Pasar tenaga kerja masih tampak lemah, dan itulah alasan utama kami memprediksi pemangkasan Desember akan tetap terjadi. Tapi kalau data-data ekonomi mendatang memperlihatkan perbaikan, keputusan itu bisa berubah,” kata Abigail Watt, ekonom AS di UBS.

Baca Juga: Tokoh Inklusif di The Fed, Raphael Bostic Akan Pensiun Februari 2026

Ia menambahkan, perdebatan di tubuh The Fed kini makin tajam antara fokus menjaga stabilitas harga dan menjaga lapangan kerja. 

“Jika inflasi masih tinggi sementara pasar tenaga kerja mulai membaik, tekanan untuk berhenti memangkas suku bunga akan meningkat tahun depan,” ujarnya.

Indeks Personal Consumption Expenditures (PCE)—tolok ukur inflasi utama The Fed—telah berada di atas target 2% selama lebih dari empat tahun, terpanjang sejak 1995. Survei Reuters memprediksi PCE akan tetap di atas 2% hingga 2027.

Josh Hirt, ekonom senior di Vanguard, memperingatkan bahwa inflasi yang terlalu lama di atas target bisa merusak kredibilitas The Fed. 

“Masyarakat mungkin tidak terlalu memperhatikan sekarang, tapi ketika mereka sadar, dampaknya bisa besar,” ujarnya.

Baca Juga: Obligasi AS Menguat, Pasar Bertaruh The Fed Akan Pangkas Suku Bunga Desember




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×