kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Diprediksi kontraksi tahun ini, Indonesia lebih mending daripada empat negara ASEAN


Selasa, 18 Agustus 2020 / 05:10 WIB
Diprediksi kontraksi tahun ini, Indonesia lebih mending daripada empat negara ASEAN


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lima negara ASEAN telah merilis pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua 2020. Kontraksi ekonomi di negara-negara Asia Tenggara ini mencapai kondisi terburuk sejak krisis finansial Asia 1997-1998. 

Paling baru, Thailand mengumumkan kontraksi ekonomi 12,2% secara tahunan alias year on year (yoy) pada periode April-Juni 2020. Kontraksi ekonomi Thailand ini melengkapi kontraksi di lima negara terbesar ASEAN, termasuk Indonesia.

Berikut angka pertumbuhan ekonomi lima negara ASEAN di kuartal kedua, secara tahunan:

  • Malaysia -17,1%
  • Filipina -16,5%
  • Singapura -13,2%
  • Thailand -12,2%
  • Indonesia -5,3%

Baca Juga: Gara-gara corona, kontribusi perbankan terhadap PDB ikut melorot

Malaysia

Malaysia mencatat penurunan terbesar dari lima negara ASEAN. Kontraksi ekonomi Negeri Jiran ini mencapai kondisi terburuk sejak krisis finansial Asia.

Sian Fenner, Kepala Ekonom Oxford Economist mengungkapkan bahwa aktivitas ekonomi Malaysia mulai menanjak setelah pelonggaran lockdown Mei lalu. Alhasil, ekonomi Malaysia bisa pulih di semester kedua beriringan dengan pelonggaran lockdown global.

Oxford Economist memperkirakan bahwa Bank Negara Malaysia akan menurunkan suku bunga acuan lagi sebesar 25 basis points ke rekor terendah 1,5% pada September mendatang.

Baca Juga: BI diprediksi tahan suku bunga, berikut proyeksi pergerakan IHSG dari analis

Filipina

Penurunan ekonomi Filipina kuartal kedua merupakan penurunan paling tajam dalam sejarah. Lockdown ketat Filipina menjadi penyebab utama kontraksi ini.

Konsumsi pemerintah naik 22,1% di kuartal kedua sebagai upaya Filipina melawan krisis. Hal inilah yang menahan penurunan ekonomi lebih lanjut. Konsumsi domestik turun 15,5% secara year on year (yoy) dan investasi merosot 37,8%.

Makoto Tsuchiya, asistant economist Oxford Economist menyebutkan pemulihan ekonomi Filipina akan berlangsung secara bertahap. "Mengingat kontraksi semester pertama yang lebih besar daripada prediksi dan penerapan kembali lockdown ketat di Metro Manila dan provinsi sekitar kami akan menurunkan lagi proyeksi ekonomi 2020," ungkap Tsuchiya.

Baca Juga: Ekonomi 22 negara kontraksi di kuartal II-2020, begini nasib Indonesia



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×