kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ditawari Trump ikut KTT G7, beranikah Korea Selatan membuat China murka?


Jumat, 05 Juni 2020 / 20:40 WIB
Ditawari Trump ikut KTT G7, beranikah Korea Selatan membuat China murka?


Sumber: South China Morning Post | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Korea Selatan pernah diberi pelajaran yang menyakitkan pada tahun 2016 tentang bagaimana China secara ekonomi dapat menghukum negara yang bertindak dengan cara yang tidak menyenangkan kepada Beijing. 

Apakah Presiden Korsel Moon Jae-in berani untuk kembali menantang amarah China?

Baca Juga: Pendukungnya ditangkap, Mahathir: Muhyiddin sudah menyalahgunakan kekuasaan

Dilansir South China Morning Post, Korea Selatan adalah salah satu dari tiga negara yang menerima undangan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk bergabung dengan pertemuan yang diperluas dari Kelompok G7.

Pertemuan tersebut secara luas dipandang sebagai upaya pemimpin AS untuk membentuk aliansi yang lebih luas untuk menghadang China.

"Kepada pembuat kebijakan China, undangan Presiden Trump ke Korea Selatan adalah pengingat bahwa Seoul adalah anggota penting dari tatanan internasional yang berpusat di AS, terutama dalam konteks kompetisi AS-China untuk pengaruh global," kata Ji-Young Lee, ketua kebijakan di Rand Corporation, sebuah think tank nirlaba asal AS.

Sementara Seoul memiliki aliansi militer dengan AS, China adalah mitra ekonomi terbesarnya, dengan perdagangan senilai US$ 244,3 miliar pada 2019. 

Baca Juga: PM Singapura: China tak bisa gantikan peran keamanan dari Amerika di Asia Pasifik

Dua negara lain yang telah menerima undangan Trump ke pertemuan G7 yakni India dan Australia juga melakukan banyak bisnis dengan China. 

Tapi tantangan Moon bukan hanya ekonomi, melainkan juga nuklir dan terkait dengan isu Korea Utara.

"Dari tiga negara yang menerima undangan Trump untuk bergabung dengan G7 yang diperluas, Korea Selatan mungkin berada dalam posisi yang paling tidak nyaman," kata Qi Huaigao, Wakil Dekan Institut Studi Internasional Universitas Fudan.

Dia menyebut dukungan China sangat penting untuk kebijakan perdamaian Korea Utara yang dilakukan Moon. Ini berarti Seoul dapat berpartisipasi dalam pertemuan itu tetapi tidak dapat membuat janji kepada AS yang memengaruhi keamanan di semenanjung Korea, seperti memasang rudal jarak menengah.

Baca Juga: Jenderal India dan China akan bertemu besok, bisa rujuk atau malah tambah panas?

China juga merupakan mitra dagang terbesar bagi Korea Utara, sebagian besar terjadi di perbatasan darat sepanjang 1.400 km (870 mil). 

China adalah satu-satunya negara dengan perjanjian bantuan dan kerjasama timbal balik yang mengikat secara hukum dengan Korea Utara, memberikannya pengaruh kuat terutama yang berkaitan dengan program senjata nuklir Pyongyang.

Kementerian Luar Negeri China sendiri belum secara langsung membahas penerimaan Moon atas undangan G7 dari Trump, tetapi telah membalas apa yang dicirikan oleh upaya AS untuk memperkuat hubungan dengan mitra regional China.

Baca Juga: Kasino Marina Bay Sands di Singapura tersangkut kasus pencucian uang

"Pengepungan yang ditargetkan ke China tidak memiliki dukungan, dan itu tidak melayani kepentingan negara-negara yang terlibat," kata juru bicara kementerian Zhao Lijian.


Tag


TERBARU

[X]
×