Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Nilai tukar dolar AS bertahan menguat terhadap mata uang utama pada Kamis (18/12/2025), seiring pelaku pasar bersiap menghadapi keputusan bank sentral di Inggris, Eropa, dan Jepang.
Poundsterling masih berada di level rendah setelah data inflasi Inggris yang turun secara tak terduga memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga oleh Bank of England (BoE).
Sementara itu, yen Jepang memangkas pelemahan pada sesi sebelumnya, seiring Bank of Japan (BOJ) memulai rapat kebijakan dua hari yang diperkirakan akan berujung pada kenaikan suku bunga ke level tertinggi dalam tiga dekade.
Baca Juga: Apple Buka iPhone untuk App Store Alternatif di Jepang
“Dolar cenderung menguat secara umum,” kata Ray Attrill, Kepala Strategi Valuta Asing di National Australia Bank.
Ia menilai data inflasi Inggris yang lebih lemah dari perkiraan “telah memastikan pemangkasan suku bunga BoE yang kemungkinan terjadi hari ini.”
Indeks dolar, yang mengukur kekuatan dolar terhadap sekeranjang mata uang utama termasuk yen dan euro, relatif stabil di level 98,35, setelah naik 0,2% pada sesi sebelumnya.
Yen menguat 0,2% terhadap dolar AS ke posisi 155,45, memangkas pelemahan 0,6% pada Rabu.
Euro nyaris tidak berubah di US$1,1743, sementara poundsterling stabil di US$1,3373 setelah turun 0,4% sehari sebelumnya.
Baca Juga: OpenAI Diskusikan Pendanaan Baru Senilai Puluhan Miliar di Valuasi US$750 Miliar
Pasar futures suku bunga memperkirakan hampir 100% peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh BoE pada Kamis, menyusul lemahnya inflasi November.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) diperkirakan luas akan menahan suku bunga pada pertemuan hari ini.
Di Asia, BOJ hampir dipastikan akan menaikkan suku bunga jangka pendek ke 0,75% dari 0,5% pada rapat kebijakan yang berakhir Jumat, seiring tingginya harga pangan menjaga inflasi tetap di atas target 2% bank sentral.
Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi pada Rabu mengatakan Jepang perlu menjalankan kebijakan belanja yang lebih proaktif untuk mendorong pertumbuhan dan penerimaan pajak, menegaskan fokus pemerintahannya dalam menopang pemulihan ekonomi yang masih rapuh.
Baca Juga: Ancaman Balasan AS ke UE, Perang Dagang Digital Trump Dimulai?
Di Amerika Serikat, pasar masih mencermati ketidakpastian terkait waktu pemangkasan suku bunga berikutnya oleh Federal Reserve, serta siapa yang akan dipilih Presiden Donald Trump untuk menggantikan Ketua The Fed Jerome Powell.
Gubernur The Fed Christopher Waller pada Rabu mengatakan bank sentral AS masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga di tengah melemahnya pasar tenaga kerja.
Pernyataan ini bertolak belakang dengan pandangan Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic, yang menyatakan tidak melihat perlunya pemangkasan suku bunga pekan lalu dan memproyeksikan tidak ada penurunan suku bunga tambahan pada 2026.
Dolar Australia turun 0,1% ke US$0,6600, sementara dolar Selandia Baru melemah 0,2% ke US$0,5763, meski data menunjukkan ekonomi Selandia Baru kembali tumbuh pada kuartal III.
Di pasar kripto, bitcoin naik 0,3% ke US$86.240,24, sedangkan ether menguat 0,6% ke US$2.835,64.













