Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Langkah Belanda untuk mundur dari pengambilalihan kendali produsen chip Nexperia disambut positif oleh China pada Rabu (19/11/2025) sebagai “langkah awal ke arah yang benar” untuk meredakan krisis pasokan chip, setelah adanya pembicaraan antara kedua pemerintah.
Namun, mengutip Reuters, Nexperia dan pemiliknya dari China, Wingtech, menegaskan bahwa mereka masih berada dalam posisi saling bertentangan, sementara produsen mobil mengatakan gangguan rantai pasokan belum terselesaikan. Kementerian Perdagangan China mengatakan keputusan Belanda masih belum sepenuhnya menghentikan intervensi seperti yang mereka tuntut.
Pemerintah Belanda mengambil alih Nexperia pada 30 September, dengan alasan langkah tersebut diperlukan untuk mencegah mantan CEO perusahaan memindahkan operasi Eropa ke China dari markasnya di Belanda. Sebagai respons, Beijing menghentikan ekspor produk jadi Nexperia pada 4 Oktober, yang kemudian sebagian dilonggarkan.
Belanda menilai Langkah China positif
Menteri Ekonomi Belanda Vincent Karremans mengatakan dalam pernyataan resmi pada Rabu bahwa keputusan terbarunya merupakan gestur niat baik dan pembicaraan akan terus berlanjut.
“Kami bersikap positif terhadap langkah yang telah diambil pemerintah China untuk memastikan pasokan chip ke Eropa dan seluruh dunia,” katanya.
Baca Juga: Diam-Diam China Ubah Strategi: Xi Absen, Li Qiang Ambil Alih Diplomasi Global
Komisaris perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic mengatakan langkah tersebut akan membantu menstabilkan rantai pasokan.
Nexperia merupakan pemasok utama chip dasar untuk industri otomotif, dan kekurangan chip telah mengancam rantai pasokan mobil global, menyebabkan perlambatan produksi hingga penghentian sementara.
BMW, Bosch, dan Aumovio menyatakan menyambut baik perkembangan ini, tetapi menilai masih terlalu dini untuk mengetahui dampaknya. Mercedes-Benz dan Volkswagen menolak berkomentar.
Saat ini, sebagian besar wafer Nexperia diproduksi di Hamburg, Jerman, kemudian dikirim ke Dongguan, China untuk proses packaging sebelum dikirim kepada pelanggan.
Asosiasi otomotif Jerman (VDA) mengatakan gangguan yang terjadi akibat perselisihan ini masih jauh dari solusi dan dampak tambahan terhadap produksi tidak dapat dikesampingkan.
Baca Juga: Putin: Hanya AI Buatan Rusia yang Boleh Dipakai untuk Keamanan Nasional
Kebuntuan terus mengancam pasokan
Setelah intervensi pemerintah Belanda, unit Nexperia di China menyatakan tidak lagi tunduk pada kendali manajemen Eropa, dan pada 26 Oktober pihak Eropa menghentikan pengiriman wafer ke China dengan alasan belum ada pembayaran.
Kebuntuan tersebut terus mengancam rantai pasokan, meski pihak China kini menjual chip dari stok lama untuk menyediakan bantuan sementara bagi pelanggan.
Nexperia mengatakan pihaknya menyambut meredanya ketegangan antara China dan Belanda, namun “pemulihan penuh rantai pasokan membutuhkan kerja sama lebih lanjut dari entitas Nexperia di China.”
Perusahaan mengatakan Nexperia China memiliki persediaan wafer yang cukup untuk beberapa bulan ke depan.
Secara terpisah, pengadilan Belanda pada Oktober memerintahkan pencopotan mantan CEO Nexperia sekaligus pendiri Wingtech, Zhang Xuezheng, dengan alasan dugaan salah kelola.
Kementerian Perdagangan China pada Rabu mengecam putusan tersebut sebagai keputusan “keliru” dan menyebutnya sebagai hambatan besar dalam penyelesaian sengketa secara permanen.
Juru bicara Wingtech yang mengawasi operasi Nexperia di China mengatakan pihaknya “sangat menolak tuduhan salah kelola” dan menyerukan pemerintah Belanda untuk berhenti terlibat dalam kasus yang dimulai oleh manajemen Eropa perusahaan.
Tonton: Terbongkar: China Diam-Diam Jadi Kreditor Terbesar AS Lewat Pinjaman Tersembunyi
“Kementerian harus mengirim surat ke pengadilan untuk menarik dukungan terhadap proses hukum tersebut,” tambahnya.
Tahap berikutnya dalam proses hukum adalah sidang penyelidikan resmi atas dugaan salah kelola, menurut pernyataan Pengadilan Perusahaan Amsterdam.
Belum ada tanggal yang ditetapkan.
Kesimpulan
Kasus Nexperia menyoroti ketegangan geopolitik antara China dan Eropa dalam perebutan kendali atas rantai pasokan chip global. Belanda memutuskan untuk mengembalikan kontrol perusahaan kepada pemilik China sebagai langkah kompromi untuk meredakan ketegangan dan menjaga stabilitas pasokan chip, terutama untuk industri otomotif. Namun, sengketa hukum, saling tuduh salah kelola, serta kebuntuan operasional masih belum terselesaikan. Dampaknya: rantai pasokan chip tetap rentan, dan perselisihan belum berakhir — hanya mereda sementara.













