Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - KOPENHAGEN. Bandara Aalborg di Denmark, yang melayani penerbangan komersial sekaligus menjadi pangkalan militer, ditutup sementara pada Kamis (25/9/2025) dini hari akibat keberadaan drone di wilayah udara.
Insiden ini terjadi hanya dua hari setelah Bandara Kopenhagen, bandara utama Denmark juga lumpuh selama empat jam akibat gangguan serupa, yang meningkatkan kekhawatiran keamanan di Eropa.
Kepolisian nasional Denmark menyebut pola pergerakan drone di Aalborg mirip dengan insiden di Kopenhagen.
Baca Juga: Saham Chery Automobile Meroket 11% di Debut Bursa Hong Kong Usai IPO US$1,2 Miliar
Menurut Kepolisian Jutlandia Utara, lebih dari satu drone terpantau terbang dengan lampu menyala sejak pukul 21.44 waktu setempat pada Rabu malam hingga sekitar pukul 00.54 Kamis dini hari.
Upaya untuk menjatuhkan drone tersebut tidak berhasil, dan operatornya masih buron.
“Masih terlalu dini untuk menyimpulkan tujuan dari penerbangan drone ini atau siapa aktor di baliknya,” kata pejabat kepolisian setempat.
Dampak Militer dan Sipil
Penutupan Bandara Aalborg berdampak pada aktivitas militer karena fasilitas ini juga digunakan sebagai pangkalan angkatan udara Denmark.
Baca Juga: Presiden Prabowo Tiba di Kanada, Ini Agendanya
Fighter Wing Skrydstrup, pangkalan jet tempur F-16 dan F-35, dilaporkan juga mengalami aktivitas drone di wilayahnya.
Polisi Jutlandia Selatan bahkan melaporkan keberadaan drone di dekat bandara Esbjerg, Sonderborg, dan Skrydstrup.
Eurocontrol, otoritas pengatur lalu lintas udara Eropa, menyatakan kedatangan dan keberangkatan di Aalborg ditetapkan pada “zero rate” hingga Kamis pukul 04.00 GMT. Tiga penerbangan akhirnya dialihkan ke bandara lain.
Meski begitu, kepolisian menegaskan tidak ada bahaya langsung bagi penumpang atau warga di sekitar Aalborg.
Kecurigaan ke Rusia dan Respon Eropa
Denmark pada Selasa lalu menyebut insiden drone di Kopenhagen sebagai “serangan paling serius terhadap infrastruktur kritis” negara itu, dengan mengaitkannya pada dugaan serangkaian intrusi drone Rusia di Eropa.
Baca Juga: Rusia Gencarkan Serangan ke Jalur Kereta Ukraina Menggunakan Drone Jarak Jauh
Namun, Duta Besar Rusia untuk Denmark membantah tudingan tersebut.
Insiden serupa juga terjadi di Oslo, Norwegia, pada Senin malam yang memaksa otoritas setempat menutup wilayah udara selama tiga jam.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen menilai insiden drone di Kopenhagen adalah bagian dari “pola kontestasi berkelanjutan di perbatasan Eropa.”
Otoritas Denmark dan Norwegia menyatakan masih menyelidiki kemungkinan keterkaitan antara insiden di Kopenhagen dan Oslo, meski belum ada bukti yang menghubungkan keduanya.
Baca Juga: Serangan Drone Ukraina Picu Krisis Bahan Bakar di Rusia
Investigasi Lintas Negara
Kepala Kepolisian Nasional Denmark Thorkild Fogde mengatakan, sejak Senin lalu masyarakat di seluruh negeri banyak melaporkan aktivitas drone mencurigakan.
“Tentu tidak semuanya relevan bagi polisi atau militer, tapi beberapa di antaranya, termasuk yang di Aalborg, sangat kami perhatikan,” ujarnya.
Polisi kini bekerja sama dengan badan intelijen nasional, angkatan bersenjata, dan otoritas asing untuk melacak asal-usul dan tujuan operasional drone tersebut.