Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - LONDON. Indonesia mengalami salah satu penurunan kepercayaan publik terbesar di dunia terhadap vaksin. Ini merupakan hasil studi kepercayaan vaksin global yang dilakukan peneliti Inggris.
Menurut studi yang memetakan tren kepercayaan vaksin di 149 negara antara 2015 dan 2019, sebagian penurunan kepercayaan publik di Indonesia dipicu oleh mempertanyakan vaksin campak, gondong, dan rubella, serta promosi alternatif alami untuk vaksin.
Studi kepercayaan vaksin global menunjukkan, polarisasi politik dan misinformasi online mengancam program vaksinasi di seluruh dunia, dengan kepercayaan publik yang berubah-ubah dan sangat bervariasi antar negara.
Studi tersebut menemukan, skeptisisme tentang keamanan vaksin cenderung tumbuh bersamaan dengan ketidakstabilan politik dan ekstremisme agama.
Baca Juga: Inilah kekurangan vaksin Covid-19 Sinovac dari China versi peneliti Unpad
"Sangat penting dengan ancaman penyakit baru dan yang muncul seperti pandemi COVID-19, kami secara teratur memantau sikap publik," kata Heidi Larson, profesor di London School of Hygiene & Tropical Medicine yang memimpin penelitian, seperti dikutip Reuters.
"Persepsi tentang vaksin jauh lebih tidak stabil dari sebelumnya," ujarnya. "Secara keseluruhan, ada banyak kepercayaan di dunia tentang vaksin. Tapi jangan anggap remeh. Keyakinan naik dan turun, itu sangat bervariasi".
Diterbitkan dalam jurnal medis Lancet, temuan Larson berdasarkan pada data lebih dari 284.000 orang dewasa yang ditanyakan pada 2019, apakah mereka memandang vaksin itu penting, aman, dan efektif.
Larson mengatakan, dengan pembuat obat dan peneliti di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan vaksin melawan pandemi Covid-19, pemerintah sekarang harus ekstra waspada dalam menilai kepercayaan publik terhadap vaksin dan menanggapi kekhawatiran dengan cepat.
Baca Juga: AstraZeneca setop uji coba vaksin corona, WHO: Ini adalah wake-up call
"Ada banyak kecemasan tentang kecepatan pengembangan vaksin (untuk Covid-19)," kata dia. "Tapi, publik tidak terlalu tertarik pada kecepatan, mereka lebih tertarik pada ketelitian, keefektifan, dan keamanan".
Hasil studi tersebut menunjukkan, kepercayaan vaksin di Eropa rendah dibandingkan dengan kawasan lain di dunia, seperti Afrika. Dengan proporsi orang yang sangat setuju bahwa vaksin aman berkisar 19% di Lituania hingga 66% di Finlandia.
Irak, Liberia, dan Senegal memiliki proporsi responden tertinggi pada 2019 yang setuju bahwa vaksin itu penting. Namun, kepercayaan publik terhadap vaksin telah meningkat di beberapa negara Eropa sejak 2015, termasuk Prancis, Italia, Irlandia, dan Inggris.
Studi tersebut menemukan enam negara di mana kepercayaan terhadap vaksin telah turun secara signifikan sejak 2015.
Baca Juga: Relawan yang disuntik vaksin buatan China terpapar Covid-19, begini penjelasannya
Di Indonesia, Pakistan, Serbia, Azerbaijan, Afghanistan, dan Nigeria, proporsi orang yang sangat tidak setuju bahwa vaksin itu aman telah meningkat secara signifikan.
Ini, menurut Larson, terkait dengan tren ketidakstabilan politik dan ekstremisme agama di negara-negara tersebut.
"Di antara beberapa negara, ada lebih banyak polarisasi sentimen. Lebih banyak orang yang bersikap ekstrem, sangat tidak setuju atau sangat setuju," ungkapnya.