kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.409.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.435   -30,00   -0,19%
  • IDX 7.798   37,20   0,48%
  • KOMPAS100 1.185   9,64   0,82%
  • LQ45 958   6,85   0,72%
  • ISSI 226   2,67   1,19%
  • IDX30 488   3,53   0,73%
  • IDXHIDIV20 589   4,06   0,69%
  • IDX80 134   1,16   0,87%
  • IDXV30 140   2,67   1,94%
  • IDXQ30 163   1,24   0,77%

Ekspor China Melaju Kencang, Krisis Properti Tetap Membayang


Jumat, 07 Juni 2024 / 23:38 WIB
Ekspor China Melaju Kencang, Krisis Properti Tetap Membayang
ILUSTRASI. A large number of commercial vehicles are being readied for export via ro-ro ships at Yantai Port in Yantai, Shandong province, China, on July 5, 2023.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Laju pertumbuhan ekspor China semakin kencang. Realisasi pada Mei tercatat tumbuh jauh melampaui kenaikan pada bulan sebelumnya dan tumbuh di atas proyeksi analis. 

Administrasi Bea Cukai China pada Jumat (7/6) melaporkan, menurut Reuters, ekspor dalam dolar Amerika Serikat (AS) meningkat 7,6% secara tahunan di Mei. Analis sebelumnya memprediksi ekspor hanya tumbuh 6%.

Adapun pada April, ekspor di China baru tercatat tumbuh sebesar 1,5%. Di Maret ekspor masih kontraksi 7,5%. 

Kenaikan tersebut menandakan industri manufaktur China berhasil menemukan pasar di luar negeri. Data ini menambah dukungan terhadap prospek ekonomi China.

Baca Juga: Cadangan US$ 171 Miliar, Bank Sentral China Menyetop Pembelian Emas Setelah 18 Bulan

Namun, kenaikan kencang ekspor ini kemungkinan juga terbantu oleh basis pembandingnya yang lebih rendah pada tahun 2023. Tahun lalu, kenaikan suku bunga dan inflasi di AS dan Eropa telah menekan ekspor China.

Selain itu, pertumbuhan tinggi ekspor juga bisa menunjukkan adanya peningkatan siklus global di sektor elektronik, yang membantu penjualan komponen dan barang jadi China. 

Sementara itu, impor China tercatat tumbuh lebih lambat. Pada Mei, realisasinya meningkat 1,8% secara tahunan, melambat dari April yang tumbuh sebesar 8,4%. 

Perlambatan impor menandakan bahwa konsumsi dalam negeri China masih tergolong rapuh. Kondisi ini mengikis sebagian besar optimisme terkait pertumbuhan ekonomi China tahun ini.

Baca Juga: China Klaim Tak Pernah Memberlakukan Subsidi Kendaraan Listrik yang Dilarang WTO

Krisis sektor properti yang berkepanjangan masih menjadi hambatan terbesar terhadap ekonomi China. Kondisi ini menyebabkan rendahnya kepercayaan investor dan konsumen. Konsumsi dalam negeri juga masih tertekan.

International Monetary Fund (IMF) pada Mei lalu menaikkan perkiraan pertumbuhan China untuk tahun ini menjadi 5%, sejalan dengan target pemerintah China. Kendati begitu, IMF memperingatkan adanya risiko terhadap perekonomian, akibat masalah properti.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024) Mudah Menagih Hutang

[X]
×