Sumber: Forbes | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Elon Musk kembali menjadi sorotan sebagai sosok pengusaha dengan strategi yang dianggap berbeda dari para raksasa industri di era sebelumnya.
Jika pendahulunya seperti Rockefeller, Carnegie, hingga Bezos fokus menguasai satu sektor dalam rentang waktu panjang, Musk justru melesat di banyak industri dalam tempo yang jauh lebih cepat.
Ia tidak hanya mengubah pasar kendaraan listrik lewat Tesla. Di usia 53 tahun, Musk telah membangun perusahaan yang mendominasi atau mengintervensi sektor otomotif, peluncuran roket, komunikasi satelit, kecerdasan buatan, robotika, hingga energi terbarukan.
Baca Juga: Elon Musk Jadi Orang Pertama di Dunia Yang Kekayaannya Tembus US$ 700 Miliar
Kecepatan menjadi senjata utamanya. Perusahaannya bergerak dan berinovasi lebih cepat daripada regulator, kompetitor, maupun pasar modal bisa meresponsnya.
Pendekatan ini membuat keunggulan teknologi awal berubah menjadi dominasi ekonomi yang sulit dikejar.
Mayoritas pengusaha melakukan diversifikasi setelah sukses. Musk memilih membangun fondasi di banyak sektor secara bersamaan. Tesla, misalnya, tidak sekadar produsen mobil listrik, melainkan pabrik berbasis robotika dan software yang menopang ambisi otonomi kendaraan dan kecerdasan buatan.
Teknologi yang dikembangkan di satu lini bisnis kemudian dipakai lintas sektor. Ia menciptakan satu tumpukan teknologi yang bisa didaur ulang tanpa harus memulai ulang setiap kali masuk ke industri baru. Efisiensi inilah yang menjadikannya sangat sulit disaingi.
Baca Juga: Kekayan Elon Musk Tembus US$ 600 Miliar, Rekor Baru Orang Terkaya Dunia
Portofolio Musk juga menunjukkan pembagian yang jelas antara pencipta teknologi dan mesin ekonomi. SpaceX berhasil memangkas biaya peluncuran lewat roket yang bisa dipakai ulang, kemajuan yang sebelumnya dianggap mustahil.
Namun keuntungan terbesar justru muncul dari Starlink, layanan internet berbasis satelit yang dikembangkan di atas kemampuan akses orbit tersebut.
Starlink tidak bergantung pada menara telekomunikasi atau jaringan serat optik. Semua infrastrukturnya berada di orbit, menjadikannya jaringan komunikasi global yang bisa menjangkau wilayah terpencil sekalipun tanpa biaya pembangunan tambahan di darat.













