kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Episode berdarah tak surutkan aksi massa besar di Myanmar


Senin, 22 Februari 2021 / 05:32 WIB
Episode berdarah tak surutkan aksi massa besar di Myanmar
ILUSTRASI. Massa besar berkerumun di Myanmar pada hari Minggu (21/2/2021) untuk mengecam aksi kudeta militer 1 Februari. REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Di Myitkyina di utara, massa meletakkan karangan bunga untuk para pengunjuk rasa yang tewas. Kerumunan besar berbaris di pusat kota Monywa dan Bagan, di Dawei dan Myeik di selatan, Myawaddy di timur dan Lashio di timur laut.

Di tempat wisata Danau Inle, orang-orang termasuk biksu Buddha naik ke armada perahu yang membawa potret Suu Kyi dan tanda bertuliskan akhiri kudeta militer.

Aksi kekerasan militer tampaknya tidak mengakhiri agitasi.

"Jumlah orang yang melakukan aksi akan meningkat ... Kami tidak akan berhenti," kata pengunjuk rasa Yin Nyein Hmway di Yangon seperti dikutip Reuters.

Beberapa negara Barat yang mengutuk kudeta mengecam kekerasan terhadap pengunjuk rasa.

Baca Juga: Penyelidik hak asasi PBB serukan sanksi terhadap Myanmar

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Amerika Serikat "sangat prihatin". Prancis, Singapura, Inggris, dan Jerman juga mengutuk kekerasan tersebut dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kekuatan mematikan tidak dapat diterima.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri hari Minggu menegaskan kembali sikap junta bahwa pengambilalihan itu konstitusional dan mengatakan pernyataan oleh beberapa kedutaan dan negara asing sama saja dengan campur tangan yang mencolok dalam urusan dalam negeri Myanmar.

Selanjutnya: Facebook akan batasi penyebaran konten milik militer Myanmar




TERBARU

[X]
×