kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Episode berdarah tak surutkan aksi massa besar di Myanmar


Senin, 22 Februari 2021 / 05:32 WIB
Episode berdarah tak surutkan aksi massa besar di Myanmar
ILUSTRASI. Massa besar berkerumun di Myanmar pada hari Minggu (21/2/2021) untuk mengecam aksi kudeta militer 1 Februari. REUTERS/Stringer


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NAYPYITAW. Massa besar berkerumun di Myanmar pada hari Minggu (21/2/2021) untuk mengecam aksi kudeta militer 1 Februari. Ini merupakan aksi unjuk rasa terbesar setelah episode paling berdarah dari kampanye demokrasi pada hari sebelumnya, ketika pasukan keamanan menembaki pengunjuk rasa, sehingga menewaskan dua orang.

Melansir Reuters, pihak militer Myanmar tidak mampu memadamkan aksi demonstrasi dan kampanye pembangkangan sipil terhadap kudeta dan penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi serta pemimpin lainnya. Aksi terus terjadi bahkan saat pihak militer berjanji untuk menggelar pemilihan umum baru dan peringatan keras terhadap perbedaan pendapat.

Menurut saksi mata kepada Reuters, puluhan ribu orang berkumpul dengan damai di kota kedua Mandalay, tempat pembunuhan hari Sabtu terjadi.

“Mereka membidik kepala warga sipil yang tidak bersenjata. Mereka membidik masa depan kami,” kata seorang pengunjuk rasa muda kepada kerumunan.

Baca Juga: Gelombang aksi unjuk rasa menentang kudeta di Myanmar masih berlanjut

Reuters memberitakan, Kementerian Luar Negeri Myanmar mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa meskipun demonstrasi yang melanggar hukum, hasutan kerusuhan dan kekerasan, pihak berwenang terkait melakukan pengekangan sepenuhnya melalui penggunaan kekuatan minimum untuk mengatasi gangguan.

Pemerintah Myanmar menambahkan, mereka menjaga keamanan publik sejalan dengan praktek hukum domestik dan internasional. 

Di kota utama Yangon, ribuan anak muda berkumpul di tempat yang berbeda untuk meneriakkan slogan dan bernyanyi.

Baca Juga: Pasca tudingan impor walkie talkie, polisi Myanmar ajukan tuntutan baru atas Suu Kyi

“Kami, kaum muda, memiliki impian kami, tetapi kudeta militer ini telah menimbulkan begitu banyak rintangan,” kata Ko Pay di Yangon. 

Di Myitkyina di utara, massa meletakkan karangan bunga untuk para pengunjuk rasa yang tewas. Kerumunan besar berbaris di pusat kota Monywa dan Bagan, di Dawei dan Myeik di selatan, Myawaddy di timur dan Lashio di timur laut.

Di tempat wisata Danau Inle, orang-orang termasuk biksu Buddha naik ke armada perahu yang membawa potret Suu Kyi dan tanda bertuliskan akhiri kudeta militer.

Aksi kekerasan militer tampaknya tidak mengakhiri agitasi.

"Jumlah orang yang melakukan aksi akan meningkat ... Kami tidak akan berhenti," kata pengunjuk rasa Yin Nyein Hmway di Yangon seperti dikutip Reuters.

Beberapa negara Barat yang mengutuk kudeta mengecam kekerasan terhadap pengunjuk rasa.

Baca Juga: Penyelidik hak asasi PBB serukan sanksi terhadap Myanmar

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Amerika Serikat "sangat prihatin". Prancis, Singapura, Inggris, dan Jerman juga mengutuk kekerasan tersebut dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kekuatan mematikan tidak dapat diterima.

Pernyataan Kementerian Luar Negeri hari Minggu menegaskan kembali sikap junta bahwa pengambilalihan itu konstitusional dan mengatakan pernyataan oleh beberapa kedutaan dan negara asing sama saja dengan campur tangan yang mencolok dalam urusan dalam negeri Myanmar.

Selanjutnya: Facebook akan batasi penyebaran konten milik militer Myanmar




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×