kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Erdogan: Turki ingin punya hubungan yang lebih baik dengan Israel


Jumat, 25 Desember 2020 / 19:25 WIB
Erdogan: Turki ingin punya hubungan yang lebih baik dengan Israel
ILUSTRASI. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengikuti upacara peringatan Hari Kemenangan ke-98 di Istana Kepresidenan di Ankara, Turki, Minggu (30/8/2020). Presidential Press Office/Handout via REUTERS/AWW/djo


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa negaranya ingin memiliki hubungan yang lebih baik dengan Israel. Ia juga bilang bahwa pembicaraan di tingkat intelijen terus berlanjut antara kedua belah pihak.

Tapi di sisi lain, ia mengkritik kebijakan Israel terhadap Palestina sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima.

Kedua negara telah mengalami perselisihan pahit dalam beberapa tahun terakhir, meskipun memiliki hubungan komersial yang kuat. Ankara berulang kali mengutuk pendudukan Israel di Tepi Barat dan perlakuannya terhadap Palestina.

Baca Juga: AS akan wajibkan penumpang dari Inggris untuk tunjukkan hasil negatif tes Covid-19

Berbicara kepada wartawan setelah salat Jumat di Istanbul, Erdogan mengatakan Turki memiliki masalah dengan "orang-orang di tingkat atas" di Israel dan bahwa hubungan bisa menjadi "sangat berbeda" jika bukan karena masalah itu.

“Kebijakan Palestina adalah garis merah kami. Tidak mungkin bagi kami untuk menerima kebijakan Israel-Palestina. Tindakan tanpa ampun mereka di sana tidak bisa diterima, ”kata Erdogan.

"Jika tidak ada masalah di tingkat atas, hubungan kami bisa sangat berbeda. Kami ingin membawa hubungan kami ke titik yang lebih baik," tambahnya. 

Sebelumnya pada bulan Agustus, Israel menuduh Turki memberikan paspor kepada selusin anggota Hamas di Istanbul, dan menggambarkan langkah tersebut sebagai "langkah yang sangat tidak ramah" yang akan dilakukan pemerintahnya dengan pejabat Turki.

Baca Juga: Tekanan pemerintah China terhadap perusahaan Jack Ma terus meningkat

Hamas merebut Gaza dari pasukan yang setia kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada 2007, dan kelompok itu telah berperang tiga kali dengan Israel sejak itu. Turki sendiri mengatakan Hamas adalah gerakan politik sah yang dipilih secara demokratis.

Selanjutnya: Menteri Kesehatan Turki: Kami sekarang yakin vaksin Sinovac China efektif dan aman



TERBARU

[X]
×