kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.679.000   -14.000   -0,83%
  • USD/IDR 16.443   -63,00   -0,38%
  • IDX 6.546   -52,36   -0,79%
  • KOMPAS100 934   -14,89   -1,57%
  • LQ45 732   -7,86   -1,06%
  • ISSI 204   -1,81   -0,88%
  • IDX30 381   -3,77   -0,98%
  • IDXHIDIV20 460   -1,25   -0,27%
  • IDX80 106   -1,58   -1,47%
  • IDXV30 110   -2,08   -1,85%
  • IDXQ30 125   -0,77   -0,61%

Euro Digital Kian Mendesak, Uni Eropa Waspadai Perkembangan Kripto di AS


Selasa, 11 Maret 2025 / 12:30 WIB
Euro Digital Kian Mendesak, Uni Eropa Waspadai Perkembangan Kripto di AS
ILUSTRASI. EU flags flutter in front of European Central Bank (ECB) headquarters in Frankfurt, Germany July 18, 2024. REUTERS/Jana Rodenbusch


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - BRUSSELS. Para menteri keuangan zona euro khawatir bahwa perubahan kebijakan di bawah pemerintahan baru Amerika Serikat (AS) yang mendukung aset kripto dapat memengaruhi kedaulatan moneter dan stabilitas keuangan di kawasan euro.

Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump, yang dalam kampanyenya berjanji menjadi "presiden kripto", menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk cadangan strategis mata uang kripto dengan menggunakan token yang telah dimiliki pemerintah. Kebijakan ini merupakan pergeseran dari administrasi sebelumnya.

Baca Juga: Harga Kripto Tunjukkan Tren Penurunan Selama Bulan Ramadan, Ini Penyebabnya

"Perkembangan kebijakan di yurisdiksi lain dapat membawa konsekuensi penting bagi kita di Eropa," kata Ketua Dewan Menteri Keuangan Euro Paschal Donohoe dalam konferensi pers setelah para menteri membahas perkembangan kebijakan kripto di AS, Senin (10/3)

"Diskusi ini sangat berkaitan dengan otonomi kami sendiri dan ketahanan mata uang kami," tambahnya, menekankan bahwa penciptaan euro digital oleh Bank Sentral Eropa (ECB) kini menjadi hal yang sangat penting untuk tetap berada di garis depan inovasi keuangan.

ECB telah mengembangkan konsep euro digital sejak 2020, setelah Facebook mengumumkan rencana peluncuran mata uang digitalnya sendiri, Libra, pada tahun sebelumnya. Rencana Facebook tersebut memicu kekhawatiran di kalangan regulator di AS dan Eropa.

Proyek Libra kemudian berganti nama menjadi Diem dan akhirnya dihentikan pada awal 2022.

Baca Juga: Bursa Kripto Terbesar Dunia Ini Siap IPO pada Kuartal I-2026

Namun, Pierre Gramegna, kepala mekanisme penyelamatan zona euro, European Stability Mechanism, memperingatkan bahwa sikap AS yang lebih ramah terhadap kripto dapat mendorong perusahaan teknologi besar kembali meluncurkan sistem pembayaran mereka sendiri.

"Diskusi ini menyoroti bahwa yang dipertaruhkan di sini adalah juga kedaulatan Eropa," kata Gramegna.

"Sikap pemerintahan AS saat ini telah berubah dibandingkan dengan sebelumnya: pemerintahan AS kini mendukung mata uang kripto, terutama stablecoin yang berbasis dolar. Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran di Eropa bahwa langkah tersebut bisa kembali memicu rencana perusahaan teknologi besar AS untuk meluncurkan solusi pembayaran massal berbasis stablecoin dolar," lanjutnya.

"Jika hal ini berhasil, maka dapat berdampak pada kedaulatan moneter dan stabilitas keuangan di kawasan euro," tutupnya.

Selanjutnya: Update Jadwal Buka Puasa Kota Ternate Hari ini (11/3) & Selama Bulan Ramadhan 2025

Menarik Dibaca: Resep Kue Garpu Gurih dan Renyah, Cukup 1 Telur Bisa Menuhin Toples Lebaran


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×