kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.905.000   3.000   0,16%
  • USD/IDR 16.459   -19,00   -0,12%
  • IDX 6.874   58,70   0,86%
  • KOMPAS100 996   11,10   1,13%
  • LQ45 772   8,92   1,17%
  • ISSI 218   1,50   0,69%
  • IDX30 402   5,28   1,33%
  • IDXHIDIV20 477   2,86   0,60%
  • IDX80 112   1,29   1,16%
  • IDXV30 115   0,64   0,56%
  • IDXQ30 132   1,44   1,11%

Frank Wang: Keras kepala dan perfeksionis (3)


Kamis, 10 September 2015 / 13:33 WIB
Frank Wang: Keras kepala dan perfeksionis (3)


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

Frank Wang bukanlah manusia sempurna. Pengetahuan dan kepintaran memang membuat dia bisa membuat drone yang berkualitas dengan harga lebih terjangkau. Tapi sifatnya yang keras kepala dan perfeksionis justru membuat beberapa karyawan dan teman sesama pendiri perusahaan memilih meninggalkannya ke perusahaan pesaing. Akibatnya, Wang harus berjuang sendiri membangun perusahaan agar bisa bersaing dengan kompetitornya.

Pendiri Dajiang Innovation Technology Co. (DJI), Frank Wang memang diberkahi dengan sifat perfeksionis dan keras kepala. Akibatnya, inisiator perusahaan pembuat drone ini, selalu berusaha menghasilkan produk yang berkualitas tinggi namun dengan harga kompetitif. Semasa drone hanya digunakan untuk militer dan industri, Wang sudah merancang produk drone dengan harga terjangkau dan mudah diperoleh masyarakat.

Pria lulusan jurusan teknik komputer Hong Kong University of Science and Technology itu pun membuat produk massal dengan mengusung merek Phantom. Merek drone ini, berdasarkan survei Dajiang, kini telah menguasai pangsa pasar drone hampir 50%.

Meski menuai sukses, perjalanan bisnis Wang sejatinya tak selalu mulus. Sifatnya yang perfeksionis dan keras kepala justru menjadi bumerang bagi perjalanan bisnis perusahaan yang ia dirikan sejak tahun 2006 ini. Beberapa karyawan dan teman yang ikut mendirikan Dajiang bahkan memilih hengkang dari Dajiang lantaran berselisih dengan Wang.

Mereka yang berseberangan dengan Wang dan lalu hengkang dari Dajian, umumnya  pindah ke perusahaan pesaing Dajian. Salah satunya ke  kompetitor kuat DJI yang berasal Sillicon Valley yaitu 3D Robotics.

Salah satu partner Wang yakni Colin Guinn juga ikut dalam gerbong yang pindah ke perusahaan pesaing. Padahal, Guinn adalah salah satu pemimpin produksi dan tim marketing Dajiang di Amerika Utara. Posisi Guinn cukup penting bagi bisnis DJI, sebab, pasar di Amerika Utara menyumbang pendapatan cukup besar dari penjualan drone DJI.

Guinn tidak hanya bertanggung jawab pada penjualan produk. Dia juga berperan dalam menyempurnakan ide dan teknologi dari pembuatan Phantom. Tapi, karena konflik mengenai pengembangan Phantom, akhirnya Wang dan Colin memutuskan kerjasama pada 2013.

Namun hal tersebut tidak membuat Wang putus asa. Setelah menyelesaikan beberapa masalah hukum dengan Guinn, Wang kemudian mencari pengganti untuk memperkuat pasar di Amerika Utara.

Tapi imbas perselisihan Wang dengan Guinn juga menyebabkan salah satu partner DJI dalam produksi kamera, GoPro, juga menyatakan diri keluar dari produk bundling DJI. Untuk mencari pengganti kamera Go Pro yang sesuai dengan produk DJI, Wang memutuskan membuat kamera sendiri. Namun, desain awal kamera ini terkendala masalah cip yang masih kalah dibandingkan Go Pro.

Pada akhirnya Wang bisa menyiasati dengan melobi produsen cip agar menjual prosesor terbaru sebelum diberikan ke Go Pro. Wang mengklaim kamera produksinya mempunyai kualitas lebih baik dari Go Pro.

Dari pengalamannya itu, Wang mulai berhati-hati mengenai pelanggaran hak cipta. Maklum, persaingan bisnis yang kian sengit membuatnya harus bersikap tegas atas pembocoran informasi dari pegawai internal kepada pihak luar. Wang juga membuat benteng dengan lebih berinovasi dan tetap memperkuat pasar di luar Asia.

Wang juga mempunyai visi untuk mengubah citra dan persepsi tentang produk China yang selalu dipandang menjadi produk kedua dengan mutu rendah.

Pria yang mengidolakan Steve Jobs tersebut ingin membuktikan bahwa karya orang China tetap berkualitas meski harganya lebih murah. Bagi dia, harga murah justru menjadi keunggulan DJI, sebab bisa memadukan antara kesempurnaan dan efisiensi biaya.      DJI bisa efisien karena biaya  produksi di China memang lebih rendah.                        

(Bersambung)



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×