kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   -90,00   -0,56%
  • IDX 7.017   -71,99   -1,02%
  • KOMPAS100 1.040   -10,68   -1,02%
  • LQ45 811   -9,46   -1,15%
  • ISSI 212   -0,48   -0,23%
  • IDX30 416   -5,22   -1,24%
  • IDXHIDIV20 497   -6,62   -1,31%
  • IDX80 119   -1,44   -1,20%
  • IDXV30 123   -0,58   -0,47%
  • IDXQ30 137   -1,93   -1,39%

Gazprom Pertimbangkan PHK Lebih dari 1.500 Karyawan Akibat Penurunan Pasar Eropa


Senin, 13 Januari 2025 / 21:58 WIB
Gazprom Pertimbangkan PHK Lebih dari 1.500 Karyawan Akibat Penurunan Pasar Eropa
ILUSTRASI. Raksasa gas Rusia, Gazprom. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Raksasa gas Rusia, Gazprom, tengah mempertimbangkan pengurangan lebih dari 1.500 karyawan di kantor pusatnya di St. Petersburg, setelah kehilangan sebagian besar penjualan ke pasar Eropa.

Laporan ini disampaikan oleh kantor berita negara TASS pada Senin (13/1).

Baca Juga: Sanksi Rusia Diperluas, Harga Minyak Mentah Timur Tengah Terkerek Naik

Menurut TASS, Wakil CEO Elena Ilyukhina telah mengajukan proposal pengurangan karyawan kepada CEO Gazprom, Alexei Miller, seperti dilaporkan media lokal 47news.

Dalam surat bertanggal 23 Desember yang diunggah oleh 47news, Ilyukhina mengusulkan pemangkasan jumlah staf di kantor pusat sekitar 40%, dari 4.100 menjadi 2.500 karyawan, dengan alasan beban gaji yang melonjak hingga 50 miliar rubel ($488 juta).

Saat dimintai komentar oleh Reuters, juru bicara perusahaan membenarkan laporan tersebut.

Gazprom, yang mempekerjakan sekitar 498.000 orang, mencatat kerugian hampir US$7 miliar pada 2023, kerugian pertama sejak 1999.

Kondisi ini terjadi setelah perusahaan kehilangan sebagian besar pasar Eropa yang menguntungkan akibat dampak perang di Ukraina.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Melonjak Senin (13/1), Brent ke US$80,96 dan WTI ke US$77,87

Penjualan ke Eropa semakin menurun ketika ekspor gas Rusia melalui pipa era Soviet yang melintasi Ukraina dihentikan pada 1 Januari 2024.

Hal ini terjadi karena Ukraina menolak memperbarui perjanjian transit.

Saat ini, ekspor gas Rusia ke Eropa hanya mengandalkan satu jalur melalui Turki, yang secara signifikan mengurangi pendapatan.

Meskipun menghadapi sanksi Barat dan dampak perang di Ukraina, ekonomi Rusia secara keseluruhan menunjukkan ketahanan dengan tingkat pengangguran yang berada di level terendah sepanjang sejarah, yaitu 2,4%.

Baca Juga: Zelenskyy Kembali Merengek, Minta Sekutu Penuhi Janji Kirim Senjata ke Ukraina

Namun, bank sentral Rusia memperingatkan adanya tanda-tanda ekonomi yang "memanas," ditandai dengan inflasi yang melonjak.

Beberapa perusahaan, termasuk Gazprom, terkena dampak serius akibat situasi ini.

Selanjutnya: Portofolio Bisnis Grup Salim Kian Lengkap, Punya Bisnis Properti Hingga Pertambangan

Menarik Dibaca: Daerah Ini Hujan Seharian, Simak Proyeksi Cuaca Besok (14/1) di Jawa Barat



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×