kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.568.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.280   -90,00   -0,56%
  • IDX 7.017   -71,99   -1,02%
  • KOMPAS100 1.040   -10,68   -1,02%
  • LQ45 811   -9,46   -1,15%
  • ISSI 212   -0,48   -0,23%
  • IDX30 416   -5,22   -1,24%
  • IDXHIDIV20 497   -6,62   -1,31%
  • IDX80 119   -1,44   -1,20%
  • IDXV30 123   -0,58   -0,47%
  • IDXQ30 137   -1,93   -1,39%

Gedung Putih Rilis Strategi untuk Melawan Gerakan Anti-Muslim dan Anti-Arab


Jumat, 13 Desember 2024 / 09:53 WIB
Gedung Putih Rilis Strategi untuk Melawan Gerakan Anti-Muslim dan Anti-Arab
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden berbicara pada rapat bersama anggota Tim Respons COVID-19 Gedung Putih mengenai perkembangan terakhir berkaitan dengan virus corona varian Omicron di Auditorium Lapangan Selatan komplek Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Selasa (4/1/2022). REUTERS/Evelyn Hockstein


Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - Gedung Putih pada hari Kamis (12/12) merilis sebuah dokumen kebijakan baru yang berisi langkah-langkah negara untuk melawan gerakan anti-Muslim dan anti-Arab yang terus tumbuh di Amerika Serikat.

Strategi ini dirilis langsung oleh Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, sambil menyerukan upaya mendesak dan berkelanjutan untuk mengurangi diskriminasi dan bias.

Aksi anti-Muslim dan anti-Arab meningkat tajam sejak dimulainya serangan Israel di Gaza sekitar 14 bulan lalu. Biden berharap dokumen strategi setebal 64 halaman itu mampu menciptakan kehidupan yang lebih damai bagi seluruh rakyat Amerika Serikat.

"Umat ​​Muslim dan Arab berhak untuk hidup bermartabat dan menikmati hak-hak mereka secara penuh bersama dengan semua warga Amerika lainnya. Kebijakan yang mengakibatkan diskriminasi terhadap seluruh komunitas adalah salah dan gagal menjaga kita tetap aman," tulis Biden dalam pernyataannya, dikutip Reuters.

Baca Juga: Majelis Umum PBB Menuntut Gencatan Senjata Segera di Gaza, Ditentang Israel dan AS

Langkah yang Terlambat

Kelompok hak-hak sipil Muslim, Council on American Islamic Relations, menyebut strategi yang dikeluarkan Gedung Putih pekan ini terlalu sedikit dan terlambat.

Mereka juga menyalahkan Gedung Putih karena tidak mengakhiri daftar pengawasan federal dan daftar larangan kunjungan asing yang mencakup banyak warga Amerika Arab dan Muslim.

Menariknya, strategi itu dikeluarkan hanya beberapa minggu sebelum pelantikan Presiden Amerika Serikat terpilih, Donald Trump.

Baca Juga: PBB Ungkap Fakta Baru, Bantuan Kemanusiaan ke Gaza Utara Terblokir Selama 2 Bulan

Saat bekerja di periode pertama, Trump memberlakukan larangan perjalanan terhadap orang-orang dari beberapa negara mayoritas Muslim. Aturan itu langsung dicabut Biden pada hari pertamanya menjabat.

Belum ada tanggapan dari pihak Trump terkait hadirnya strategi melawan sikap anti-Muslim dan anti-Arab tersebut.

Dalam pemilu tahun ini, Trump mendapatkan banyak dukungan dari komunitas Muslim yang kecewa terhadap dukungan Biden kepada Israel.

Biden juga sempat mengeluarkan pernyataan bahwa ia akan melarang siapa pun yang menolak eksistensi Israel untuk masuk ke Amerika Serikat. Pemerintahan Biden juga mengancam akan encabut visa bagi mahasiswa asing yang menunjukkan gerakan antisemit.

Tonton: Trump Kirim Pesan ke Putin Saat Assad Kabur dari Damaskus, Ini Isinya



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×