kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Gelombang Panas Sudah Tewaskan 61 Orang di Thailand Sepanjang Tahun Ini


Senin, 13 Mei 2024 / 07:50 WIB
Gelombang Panas Sudah Tewaskan 61 Orang di Thailand Sepanjang Tahun Ini
ILUSTRASI. Serangan gelombang panas telah menewaskan 61 orang di Thailand sepanjang tahun ini.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Serangan gelombang panas telah menewaskan 61 orang di Thailand sepanjang tahun ini, setelah cuaca terik terjadi di seluruh wilayah selama berminggu-minggu.

Menurut Kementerian Kesehatan Thailand pada Jumat (10/5/2024), angka kematian tersebut lebih banyak dibandingkan sepanjang tahun 2023.  

Gelombang cuaca yang sangat panas melanda Thailand dalam beberapa pekan terakhir, mendorong pihak berwenang mengeluarkan peringatan tentang cuaca panas hampir setiap hari.

Kementerian Kesehatan mengatakan pada hari Jumat bahwa 61 orang telah meninggal karena sengatan panas sejak awal tahun 2024, dibandingkan dengan 37 orang pada keseluruhan tahun 2023.

Melansir Channel News Asia, bagian timur laut Thailand – jantung pertanian – mengalami jumlah kematian tertinggi, kata kementerian tersebut.

Para ilmuwan telah lama memperingatkan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia akan menghasilkan gelombang panas yang lebih sering, lebih lama, dan lebih hebat.

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia PBB, meskipun fenomena El Nino turut mendorong terjadinya cuaca yang sangat hangat tahun ini, Asia juga mengalami pemanasan lebih cepat dibandingkan rata-rata global.

Baca Juga: Inilah Penyebab Cuaca Panas di Indonesia Belakangan Ini, Ternyata Bukan Heatwave

Apichart Vachiraphan, wakil Departemen Pengendalian Penyakit Thailand, memperingatkan orang-orang dengan kondisi medis yang mendasari harus membatasi waktu mereka di luar ruangan.

Sebelumnya AFP memberitakan, gelombang cuaca yang sangat panas telah melanda Kawasan Asia selama beberapa waktu terakhir. Gelombang panas ini telah menyebabkan suhu mencapai 45 derajat Celsius (113 derajat Fahrenheit) dan memaksa ribuan sekolah meminta siswanya untuk tinggal di rumah.

Mengutip AFP, pada Minggu (28/4/2024) lalu, Filipina mengumumkan penangguhan kelas tatap muka di semua sekolah negeri selama dua hari setelah suhu rekor cuaca panas terjadi di ibu kota Manila.

Banyak sekolah di Filipina tidak memiliki AS, sehingga siswa harus kepanasan di ruang kelas yang padat dan berventilasi buruk.

Di Kamboja, Myanmar, Vietnam, India dan Bangladesh, para peramal cuaca memperingatkan bahwa suhu bisa melebihi 40 derajat Celcius dalam beberapa hari mendatang. Itu sebabnya masyarakat harus waspada.

Baca Juga: Cuaca Panas Berpotensi Menekan Produksi Pangan, Ini Antisipasi Petani

Kerajaan Arab Saudi tahun ini mengalami penundaan musim hujan, dengan cuaca panas terik yang berlangsung lebih lama dari biasanya.

Badai telah melanda sebagian wilayah kerajaan pada minggu ini, menurunkan suhu namun menimbulkan peringatan dari pihak berwenang mengenai potensi banjir bandang.

Pada bulan April, Arab Saudi mencatat suhu 44,2 derajat Celcius di provinsi utara Lampang – hanya sedikit di bawah rekor nasional sepanjang masa sebesar 44,6 derajat Celcius pada tahun lalu.




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×