kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.296.000   12.000   0,53%
  • USD/IDR 16.625   22,00   0,13%
  • IDX 8.166   -3,25   -0,04%
  • KOMPAS100 1.116   1,38   0,12%
  • LQ45 785   -0,49   -0,06%
  • ISSI 290   2,10   0,73%
  • IDX30 411   -1,02   -0,25%
  • IDXHIDIV20 464   1,23   0,27%
  • IDX80 123   0,22   0,18%
  • IDXV30 133   0,73   0,55%
  • IDXQ30 129   0,06   0,05%

Hamas Minta Jaminan Akhiri Perang Gaza dalam Rencana 20 Poin Trump


Rabu, 08 Oktober 2025 / 16:43 WIB
Hamas Minta Jaminan Akhiri Perang Gaza dalam Rencana 20 Poin Trump
ILUSTRASI. Pejabat Hamas menyatakan bahwa mereka mencari jaminan penghentian perang Gaza dan penarikan penuh pasukan Israel. REUTERS/Dawoud Abu Alkas 


Sumber: Al Jazeera | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pejabat Hamas menyatakan bahwa mereka mencari jaminan penghentian perang Gaza dan penarikan penuh pasukan Israel sebagai bagian dari rencana 20 poin Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Pernyataan itu muncul setelah hari kedua pembicaraan tidak langsung antara Hamas dan Israel berakhir di Sharm el-Sheikh, Mesir.

Berbicara di Gedung Putih pada peringatan dua tahun dimulainya perang, Trump mengatakan ada “peluang nyata” untuk mencapai kesepakatan damai Gaza, seraya mengonfirmasi bahwa pembicaraan akan dilanjutkan Rabu dengan kehadiran pejabat tinggi dari Qatar dan AS.

Hamas Tuntut Penarikan Penuh Pasukan Israel

Dalam pernyataannya, pejabat senior Hamas Fawzi Barhoum menegaskan bahwa kelompoknya menuntut akhir perang dan penarikan total pasukan pendudukan dari Gaza. Namun, rencana Trump dianggap masih tidak jelas mengenai jadwal penarikan tersebut.

Baca Juga: PM Italia Dilaporkan ke ICC atas Dugaan Keterlibatan dalam Genosida di Gaza

Rencana itu hanya menyebutkan bahwa proses penarikan akan dilakukan bertahap setelah Hamas membebaskan 48 sandera Israel yang masih ditahan — dengan sekitar 20 orang diyakini masih hidup.

Seorang pejabat Hamas yang berbicara kepada Al Jazeera secara anonim mengatakan bahwa pembebasan sandera akan dilakukan bertahap, dan setiap tahap akan dikaitkan dengan penarikan pasukan Israel dari wilayah Gaza.

Fokus Negosiasi: Sandera dan Peta Penarikan Pasukan

Dalam pertemuan hari Selasa, pembahasan utama mencakup jadwal pembebasan sandera Israel dan peta penarikan militer Israel. Hamas menegaskan bahwa pembebasan sandera terakhir harus bertepatan dengan penarikan penuh pasukan Israel.

Negosiator utama Hamas, Khalil al-Hayya, mengatakan pihaknya “tidak mempercayai pendudukan, bahkan sedetik pun”, dan menuntut jaminan nyata agar perang benar-benar berakhir dan tidak dimulai kembali. Ia menuduh Israel telah melanggar dua gencatan senjata sebelumnya.

Netanyahu Tegaskan Perang Masih Berlanjut

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataan memperingati serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 menyebut dua tahun konflik terakhir sebagai “perang demi eksistensi dan masa depan Israel”.

Netanyahu mengatakan Israel sedang berada di “hari-hari penentuan nasib” dan menegaskan bahwa negaranya akan terus berupaya mencapai seluruh tujuan perang:

  • mengembalikan semua sandera,

  • menghancurkan kekuasaan Hamas, dan

  • memastikan Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

Baca Juga: Perundingan Gaza: Hamas Nyatakan Siap Berdamai, Namun Minta Jaminan Akhiri Perang

Rencana Trump: Pemerintahan Transisi dan “Board of Peace”

Meski masih terdapat perbedaan pandangan, perundingan di Mesir disebut sebagai kemajuan paling menjanjikan sejauh ini menuju akhir perang Gaza.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengatakan para mediator dari Qatar, Mesir, dan Turki tetap fleksibel dan menyesuaikan usulan selama proses negosiasi.

Al-Ansari juga mengonfirmasi bahwa Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani akan bergabung dengan mediator lainnya di Mesir, termasuk Steve Witkoff dan Jared Kushner mewakili AS.

Partisipasi tersebut, katanya, menegaskan tekad para mediator untuk mencapai kesepakatan yang benar-benar mengakhiri perang.

Namun, pertanyaan besar masih tersisa mengenai siapa yang akan memerintah dan membangun kembali Gaza setelah perang berakhir. Trump dan Netanyahu sama-sama menolak keterlibatan Hamas.

Rencana Trump mengusulkan agar teknokrat Palestina mengelola pemerintahan sehari-hari di bawah badan transisi internasional bernama Board of Peace, yang akan diawasi langsung oleh Donald Trump bersama mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.

Sementara itu, Hamas melalui Barhoum menyatakan bahwa pihaknya ingin segera memulai proses rekonstruksi Gaza di bawah pengawasan badan nasional Palestina, dan menyatakan tidak akan ikut serta dalam pemerintahan pascaperang.

Serangan Israel Masih Berlanjut

Di tengah perundingan, serangan Israel ke Gaza tetap berlanjut. Pesawat tempur dan drone Israel menyerang kawasan Sabra, Tal al-Hawa, serta jalan menuju kamp Shati di Kota Gaza.

Baca Juga: Pasukan Israel Gempur Gaza pada Peringatan Dua Tahun Perang

Menurut kantor berita resmi Palestina Wafa, sedikitnya 10 warga Palestina tewas pada Selasa, menambah korban jiwa yang kini telah melampaui 66.600 orang sejak perang dimulai. Sejak Jumat — hari saat Trump menyerukan Israel menghentikan serangan udara — tercatat 104 warga Gaza tewas.

Reporter Al Jazeera Hind Khoudary melaporkan bahwa seorang anak laki-laki ditembak di kepala di Gaza timur, sementara enam orang lainnya tewas dalam serangan di Khan Younis di Gaza selatan.

“Semua orang menunggu kesepakatan damai sementara bom masih berjatuhan,” ujarnya dari az-Zuwayda, Gaza tengah. “Pasukan Israel terus menghancurkan seluruh kawasan pemukiman tempat warga berharap bisa kembali dan membangun hidup mereka.”

Dua Tahun Perang: Gaza Alami Ribuan Serangan Udara

Dalam laporannya memperingati dua tahun perang, lembaga pemantau konflik berbasis di AS, ACLED, mencatat Gaza telah mengalami lebih dari 11.110 serangan udara dan drone, serta 6.250 serangan artileri sejak 2023.

Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa 1.701 tenaga medis telah tewas selama konflik. ACLED menambahkan bahwa korban jiwa di Gaza mencapai 14 persen dari total kematian akibat konflik di seluruh dunia dalam dua tahun terakhir.

Selanjutnya: Purbaya Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Tumbuh 5,5% di Kuartal IV 2025

Menarik Dibaca: Urutan Zodiak yang Paling Keras Kepala, Taurus Memimpin di Posisi Pertama




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×