kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.354.000   33.000   1,42%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Harga Bitcoin Anjlok, 'Uptober' Terancam Gagal untuk Pertama Kalinya Sejak 2018


Jumat, 24 Oktober 2025 / 16:59 WIB
Harga Bitcoin Anjlok, 'Uptober' Terancam Gagal untuk Pertama Kalinya Sejak 2018
ILUSTRASI. Aset kripto terbesar di dunia itu kini diperdagangkan di kisaran US$111.457, turun 2,3% dari level awal bulan Oktober, menurut data dari CoinGlass. IMAGO/Andreas Franke


Sumber: Cointelegraph | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harapan para investor terhadap reli “Uptober” Bitcoin tampaknya mulai pudar. Aset kripto terbesar di dunia itu kini diperdagangkan di kisaran US$111.457, turun 2,3% dari level awal bulan Oktober, menurut data dari CoinGlass.

Jika penurunan ini berlanjut, Oktober 2025 bisa menjadi bulan “merah” pertama bagi Bitcoin sejak tahun 2018, mengakhiri tren historis kenaikan harga yang biasanya terjadi setiap Oktober.

Penurunan 4% Bisa Jadi Oktober Terburuk dalam 12 Tahun

Awal bulan sempat membawa optimisme tinggi setelah Bitcoin mencetak rekor harga tertinggi baru, namun reli tersebut dengan cepat berubah menjadi gelombang likuidasi besar-besaran di pasar derivatif.

Baca Juga: Robert Kiyosaki Kembali Desak Investor untuk Beli Bitcoin: Jangan Terlambat!

Saat ini, BTC bergerak dalam rentang sempit antara US$107.000 hingga US$111.500, dan memiliki jarak yang cukup jauh untuk menutup bulan ini di zona hijau.

Menurut data CoinGlass, rata-rata kenaikan harga Bitcoin di bulan Oktober sejak 2013 mencapai 20%, yang jika terulang, seharusnya menempatkan harga di atas US$130.000.

Namun sebaliknya, penurunan 4% dari level awal bulan ini akan menjadikan Oktober 2025 sebagai kinerja bulanan terburuk Bitcoin dalam 12 tahun terakhir.

Khusus pada tahun-tahun pasar bullish, Oktober biasanya menjadi bulan yang sangat kuat. Pada 2017 dan 2021, misalnya, Bitcoin mencatatkan kenaikan lebih dari 40% dalam satu bulan. Sementara itu, Oktober terburuk terjadi pada 2014, ketika harga merosot sekitar 13%.

Harapan Terakhir untuk “Uptober”

Meski kondisi saat ini tampak suram, beberapa analis masih melihat peluang pemulihan di paruh akhir Oktober. Timothy Peterson, ekonom jaringan yang kerap menganalisis siklus pasar Bitcoin, menyebut bahwa sebagian besar kenaikan “Uptober” biasanya terjadi setelah tanggal 3 Oktober.

“Sekitar 60% dari kinerja tahunan Bitcoin biasanya terjadi setelah tanggal 3 Oktober,” tulis Peterson dalam risetnya pada September lalu.

Peterson juga menyoroti potensi pertemuan The Federal Reserve pada 29 Oktober sebagai momen penting bagi pasar.

Baca Juga: Utang Penambang Bitcoin Melonjak Tajam Menjadi US$12,7 Miliar, Ini Penyebabnya

Ia menilai, jika The Fed memberi sinyal berakhirnya kebijakan quantitative tightening (QT) atau pengetatan likuiditas, maka hal itu dapat menjadi “sinyal besar” bagi pasar keuangan global, termasuk aset kripto.

Laporan Cointelegraph menyebut bahwa ekspektasi pasar saat ini menunjukkan kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed, meski data inflasi masih terbatas.

Langkah tersebut diyakini dapat menciptakan kondisi yang lebih kondusif bagi aset berisiko, termasuk Bitcoin dan kripto lainnya, pada kuartal akhir tahun ini.

Selanjutnya: Madura United vs Persija Jakarta, Live Streaming & Jadwal Super League Pekan 10

Menarik Dibaca: Cancel Culture Bisa Menganggu Mental lo, Ini Cara Mengatasinya




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×