Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga emas turun ke bawah US$ 4.000 per ons troi pada Selasa (4/11/2025), dolar mencapai level tertinggi tiga bulan, sementara para pedagang menanti data ekonomi AS untuk mencari petunjuk tentang arah kebijakan Federal Reserve AS.
Mengutip Reuters, harga emas spot turun 0,8% menjadi US$ 3.968,09 per ons troi, pada pukul 09:04 ET (14:04 GMT). Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 0,9% menjadi US$ 3.979,20.
Indeks dolar diperdagangkan pada level tertinggi dalam tiga bulan, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
"Dengan dolar mencapai level tertinggi baru, kami melihat adanya tekanan pada pasar emas... sebagian dari penguatan dolar baru-baru ini dan tekanan pada pasar emas berasal dari kecilnya kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Desember," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.
Baca Juga: Harga Emas Bertahan di Bawah US$4.000 Selasa (11/4) Pagi, Tertahan Penguatan Dolar
Meskipun The Fed memangkas suku bunga minggu lalu, Ketua Jerome Powell mengindikasikan bahwa itu mungkin pemangkasan terakhir tahun ini. Para pedagang sekarang melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 71% pada bulan Desember, dibandingkan dengan lebih dari 90% seminggu sebelumnya, menurut CME FedWatch.
Dengan penutupan pemerintah AS yang kemungkinan akan menjadi yang terpanjang sepanjang sejarah, yang menghentikan rilis data pemerintah, investor mengamati laporan non-resmi, termasuk data Ketenagakerjaan Nasional ADP yang dirilis hari Rabu.
Pernyataan dari pejabat Fed telah menyoroti perbedaan perspektif tentang cara mengatasi kesenjangan data saat ini.
Baca Juga: Harga Emas Stabil, Investor Menanti Data Penggajian Swasta AS
Harga emas batangan, yang telah naik 53% tahun ini, sudah turun lebih dari 9% dari rekor tertinggi yang dicapai pada 20 Oktober.
"Emas mulai kehilangan sedikit momentumnya, sementara masih memperhitungkan kekhawatiran atas independensi Fed dan kemungkinan stagflasi serta risiko geopolitik yang mendasarinya dan ketegangan internasional. Sebagian momentum tersebut telah mereda dalam koreksi yang sangat dibutuhkan," kata analis StoneX, Rhona O'Connell, dalam sebuah catatan.













