Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas berbalik arah dan bergerak naik pada Senin (30/6), didukung oleh dolar yang lebih lemah, setelah mencapai level terendah lebih dari satu bulan sebelumnya karena meredanya ketegangan perdagangan AS-China yang melemahkan permintaan safe haven dan meningkatkan selera risiko.
Mengutip Reuters, harga emas spot naik 0,3% menjadi US$ 3.281,65 per ons per ons troi, pada pukul 02.16 GMT, setelah mencapai level terendah sejak 29 Mei di awal sesi.
Harga emas berjangka AS naik 0,2% menjadi US$ 3.293,30 per ons troi.
"Tidak ada lagi prospek suram seputar pembicaraan tarif dan berbagai peristiwa di Timur Tengah, yang membuat emas menjadi aset berisiko kedua," kata Kepala Analis Pasar KCM Trade, Tim Waterer.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Jatuh ke Level Terendah Satu Bulan pada Awal Pekan Ini
Saham Asia menguat, sementara indeks dolar AS turun 0,2%. Dolar yang lebih rendah membuat emas batangan yang dihargakan dalam dolar AS menjadi lebih murah.
AS dan China telah menyelesaikan masalah seputar pengiriman mineral tanah jarang dan magnet ke AS, kata Menteri Keuangan Scott Bessent pada hari Jumat.
Ia menambahkan, berbagai kesepakatan perdagangan pemerintahan Trump dengan negara lain dapat diselesaikan sebelum libur Hari Buruh pada tanggal 1 September.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump tiba-tiba menghentikan pembicaraan perdagangan dengan Kanada pada hari Jumat atas pajak yang menargetkan perusahaan teknologi AS, dengan mengatakan bahwa itu adalah "serangan terang-terangan" dan ia akan menetapkan tarif baru untuk barang-barang Kanada dalam waktu seminggu.
Baca Juga: Harga Emas Antam Turun Rp 4.000 Menjadi Rp 1.880.000 Per Gram Pada Hari Ini (30/6)
Gencatan senjata Iran-Israel setelah konflik selama 12 hari juga tampaknya terus berlanjut, yang selanjutnya mengurangi permintaan aset safe haven.
"Dolar tetap tertekan yang membatasi tingkat penurunan emas. Namun, level $3.250 terbentuk sebagai level support utama untuk emas. Setiap pelanggaran level ini dapat menyebabkan kerugian semakin cepat menuju level $3.200," kata Waterer.
Kondisi geopolitik dan ekonomi yang stabil sering kali mengurangi permintaan emas sebagai aset safe haven, sementara daya tarik emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil semakin berkurang dalam lingkungan suku bunga tinggi.