Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga gandum di bursa berjangka Chicago (CBOT) turun hampir 3,5% dan menyentuh level terendah dalam sepekan pada perdagangan Senin (7/7), tertekan oleh melimpahnya pasokan dari panen musim panas di belahan bumi utara.
Harga jagung terkoreksi sekitar 2%, sementara kedelai turun sekitar 1,5% di awal sesi perdagangan Asia, usai pasar kembali dibuka setelah libur Hari Kemerdekaan AS pada Jumat lalu.
Baca Juga: Indonesia Importir Gandum Terbesar Kedua Dunia, AS Bukan Sumber Utama
Melansir Reuters, kontrak gandum CBOT paling aktif turun 3,4% ke level US$ 5,45 per bushel pada pukul 00.26 GMT, setelah sempat menyentuh titik terendah sejak 1 Juli.
Jagung melemah 1,9% menjadi US$ 4,25-1/4 per bushel, dan kedelai merosot 1,4% ke US$ 10,33-3/4 per bushel.
Penurunan harga gandum dipicu oleh percepatan panen gandum musim dingin di AS, serta hasil panen besar dari kawasan Laut Hitam dan Eropa Barat.
Tambahan tekanan datang dari keputusan Rusia—pemasok gandum terbesar dunia—yang menetapkan tarif ekspor gandum menjadi nol persen.
Ini merupakan pertama kalinya sejak 2021 Rusia menghapus tarif ekspor gandum, yang sebelumnya diberlakukan untuk melindungi pasar domestik dari lonjakan harga dan membatasi ekspor berlebih.
Baca Juga: Indonesia Tawarkan Gunting Tarif Mendekati 0%, Beli Gandum dan Pesawat Boeing dari AS
Meski wilayah Rostov, pusat produksi gandum dan biji-bijian Rusia, dilanda kekeringan, Menteri Pertanian Rusia Oksana Lut menyatakan bahwa hal ini tidak akan berdampak signifikan terhadap total panen nasional, menurut laporan kantor berita RIA pada Jumat.
Di sisi lain, Uni Eropa mengumumkan akan memangkas impor gandum dan gula dari Ukraina hingga 80% untuk merespons kekhawatiran petani domestik.
Kebijakan ini berpotensi mendorong petani Ukraina untuk mengalihkan penjualannya ke pasar Asia dan Afrika.
Sementara itu, pasar saham Asia melemah di tengah ketidakpastian seputar kebijakan tarif AS. Pemerintah AS menyampaikan penundaan pemberlakuan tarif baru, namun belum memberikan rincian atau dokumen pendukung.
Baca Juga: Stok Gandum Australia Menggunung, Imbas Permintaan China yang Melemah
Harga minyak juga turun setelah OPEC+ memutuskan untuk menaikkan produksi lebih dari yang diperkirakan, menambah tekanan pada pasar komoditas global.