kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.799   -3,00   -0,02%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Harga membaik, tiga importir minyak AS berhenti beli minyak dari Iran


Rabu, 03 April 2019 / 18:22 WIB
Harga membaik, tiga importir minyak AS berhenti beli minyak dari Iran


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Harga minyak dunia yang kian membaik membuat tiga importir asal Amerika Serikat akhirnya menghentikan membeli minyak Iran. Sebelumnya pada November 2018 lalu, AS memberikan keringanan kepada delapan importir minyaknya untuk mengimpor minyak dari Iran agar harga minyak dapat stabil.

Mengutip Reuters, seorang pejabat AS mengatakan pada hari Selasa peningkatan kondisi harga pasar minyak global akan membantu mengurangi ekspor minyak mentah Iran lebih lanjut.

Amerika Serikat telah menerapkan sanksi terhadap Iran setelah Presiden Donald Trump pada Mei tahun lalu menarik perjanjian nuklir yang dibuat tahun 2015 antara Iran dan beberapa kekuatan dunia. Alasannya, AS menuduh Iran telah mendukung terorisme dan konflik di Suriah dan Yaman.

Oleh sebab itu, Amerika Serikat telah menetapkan sanksi ekspor minyak Iran. Lalu mengalihkannya lewat keringanan impor sementara dari China, India, Yunani, Italia, Taiwan, Jepang, Turki dan Korea Selatan untuk memastikan harga minyak rendah dan tidak mengganggu pasar minyak global.

Pemerintahan Trump saat ini dalam tahap konsultasi dengan importir menjelang tenggat waktu pada 2 Mei kelak ketika keringanan berakhir.

“Pada bulan November, kami memberikan keringanan kepada delapan importir minyak untuk menghindari lonjakan harga minyak. Saya dapat mengkonfirmasikan pada hari ini bahwa tiga dari importir itu sudah stop impor minyak dari iran,” ujar Brian Hook, utusan khusus AS untuk Iran.

Hook mengatakan sanksi minyak AS terhadap Iran telah menghindari pembelian minyak sekitar 1,5 juta barel sejak Mei 2018 lalu.

"Hal ini telah menghindarkan akses Iran untuk meraih pendapatan lebih dari US$ 10 miliar dari minyak. Adapun kerugian yang ditanggung Iran setidaknya mencapai US$ 30 juta sehari," katanya.

Harga minyak pada hari Selasa mencapai level tertinggi pada tahun 2019. Adapun harga minyak mentah Brent mendekati US$ 70 per barel. Ini sejalan dengan prospek bahwa lebih banyak sanksi terhadap Iran dan gangguan Venezuela dapat memperdalam penurunan pasokan yang dipimpin OPEC.

Analis percaya pemerintah kemungkinan akan memperpanjang keringanan kepada lima importir yang tersisa untuk menenangkan pembeli top China dan India dan untuk mengurangi kemungkinan kenaikan harga minyak yang lebih tinggi.

China, India, Jepang, Korea Selatan, dan Turki kemungkinan akan diberikan keringanan yang dapat membatasi ekspor minyak mentah Iran sekitar 1,1 juta barel per hari, kata analis Eurasia Group yang berbasis di AS pada bulan Januari lalu. Sementara Italia, Yunani dan Taiwan akan terhapus dari daftar keringanan.

Hook mengatakan keputusan tentang apakah akan memperpanjang keringanan akan dibuat pada waktunya. Sementara Sebanyak 23 importir yang pernah mengimpor minyak Iran telah berhenti melakukan hal tersebut. 

"Dengan harga minyak yang sebenarnya lebih rendah daripada ketika kami mengumumkan sanksi dan stabilnya produksi global, kami berada di jalur cepat untuk meniadakan semua pembelian minyak mentah Iran," kata Hook.

Seorang pejabat senior pemerintahan Trump mengatakan kepada wartawan pada hari Senin bahwa pemerintah AS sedang mempertimbangkan sanksi tambahan terhadap Iran yang akan menargetkan area-area ekonominya yang belum pernah terkena sebelumnya.

Hook mengatakan lebih dari 26 putaran sanksi AS terhadap Iran telah membatasi arus kas negara dan membatasi kemampuannya untuk beroperasi di kawasan itu.

Sebelumnya pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyalahkan pemerintah Iran atas kesalahan manajemen yang telah menyebabkan banjir dahsyat di seluruh negeri. Setidaknya 47 orang telah tewas dalam dua minggu terakhir akibat banjir bandang.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×