kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.612   -36,00   -0,22%
  • IDX 8.108   64,18   0,80%
  • KOMPAS100 1.121   7,33   0,66%
  • LQ45 792   7,41   0,94%
  • ISSI 285   2,48   0,88%
  • IDX30 415   3,88   0,94%
  • IDXHIDIV20 471   3,16   0,67%
  • IDX80 124   1,18   0,96%
  • IDXV30 133   0,41   0,31%
  • IDXQ30 131   1,16   0,89%

Harga Minyak Dunia Rebound dari Level Terendah 16 Pekan pada Kamis (2/10) Pagi


Kamis, 02 Oktober 2025 / 08:39 WIB
Harga Minyak Dunia Rebound dari Level Terendah 16 Pekan pada Kamis (2/10) Pagi
ILUSTRASI. Miniatures of oil barrels and a rising stock graph are seen in this illustration taken January 15, 2024. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak global kembali menguat pada perdagangan Kamis (2/10/2025), setelah sempat tertekan selama tiga hari berturut-turut dan menyentuh posisi terendah dalam 16 pekan terakhir.

Katalis utama rebound datang dari prospek penerapan sanksi yang lebih ketat terhadap minyak Rusia.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent naik 15 sen atau 0,2% menjadi US$65,50 per barel pada pukul 01.16 GMT. Sementara West Texas Intermediate (WTI) turut naik 14 sen atau 0,2% ke US$61,92 per barel.

Baca Juga: Harga Minyak Merosot ke Level Terendah 16 Pekan Rabu (1/10), Apa Pemicunya?

Sehari sebelumnya, baik Brent maupun WTI sama-sama melemah sekitar 1%, dengan Brent ditutup di level terendah sejak 5 Juni dan WTI sejak 30 Mei.

"Minat beli mulai muncul ketika WTI mendekati level support US$60. Selain itu, risiko geopolitik yang meningkat serta spekulasi mengenai sanksi lebih ketat terhadap minyak Rusia juga memberikan dukungan," ujar Hiroyuki Kikukawa, Chief Strategist Nissan Securities Investment.

Para menteri keuangan negara-negara G7 pada Rabu (1/10) menyatakan akan mengambil langkah tambahan untuk menekan Rusia, termasuk menarget pihak-pihak yang terus meningkatkan pembelian minyak Rusia serta yang membantu menghindari sanksi.

Sementara itu, laporan Wall Street Journal menyebut Amerika Serikat (AS) akan menyediakan intelijen bagi Ukraina untuk melancarkan serangan rudal jarak jauh ke infrastruktur energi Rusia, termasuk kilang, pipa, dan fasilitas lain. Langkah ini bertujuan melemahkan pendapatan energi Kremlin.

Baca Juga: Harga Minyak Anjlok, Pasar Menimbang Rencana OPEC+ dan Kekhawatiran Permintaan

Namun, penguatan harga minyak masih terbatas. Kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi global akibat shutdown pemerintahan AS serta ekspektasi kenaikan produksi OPEC+ menahan lonjakan harga lebih lanjut.

Tiga sumber Reuters menyebut, OPEC+ berpotensi menyepakati peningkatan produksi hingga 500.000 barel per hari (bph) pada November 2025, tiga kali lipat dari kenaikan di Oktober, sebagai upaya Arab Saudi merebut kembali pangsa pasar.

Di sisi lain, data Energy Information Administration (EIA) menunjukkan persediaan minyak mentah, bensin, dan distilat AS naik pada pekan yang berakhir 26 September.

Stok minyak mentah naik 1,8 juta barel menjadi 416,5 juta barel, lebih tinggi dari ekspektasi survei Reuters sebesar kenaikan 1 juta barel.

Selanjutnya: 13 Temuan BPOM di Dapur MBG Terkait KLB Keracunan

Menarik Dibaca: IHSG Berpotensi Menguji Support, Cek Rekomendasi Saham dari Sinarmas Sekuritas (2/10)




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×