Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak bergerak stabil pada Selasa (9/12/2025) setelah turun 2% pada sesi sebelumnya, seiring pelaku pasar mencermati perkembangan pembicaraan damai Ukraina–Rusia serta keputusan suku bunga Amerika Serikat yang akan segera diumumkan.
Melansir Reuters, minyak mentah Brent tercatat turun tipis 2 sen, atau 0,03%, menjadi US$62,47 per barel pada pukul 01.01 GMT.
Sementara West Texas Intermediate (WTI) melemah 4 sen, atau 0,07%, menjadi US$58,84 per barel.
Baca Juga: AS Izinkan Pengapalan Chip AI Nvidia H200 ke China, Trump Tetapkan Tarif 25%
Kedua kontrak anjlok lebih dari US$1 pada Senin setelah Irak kembali meningkatkan produksi di ladang minyak West Qurna 2 milik Lukoil, salah satu ladang terbesar di dunia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dijadwalkan menyerahkan rancangan rencana damai yang telah direvisi kepada AS setelah melakukan pertemuan di London dengan para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris.
“Minyak masih berada dalam rentang perdagangan yang sempit sambil menunggu arah jelas dari hasil pembicaraan damai,” kata Tim Waterer, Kepala Analis Pasar di KCM Trade.
“Jika pembicaraan gagal, harga minyak berpotensi naik. Namun bila ada kemajuan dan peluang pasokan Rusia kembali mengalir ke pasar global meningkat, harga kemungkinan turun,” ujarnya.
Baca Juga: Jepang Cabut Peringatan Tsunami Setelah Gempa 7,5 SR, 90.000 Warga Sempat Dievakuasi
Sumber yang mengetahui isu tersebut menyebut negara-negara Group of Seven (G7) dan Uni Eropa tengah membahas penggantian mekanisme batas harga (price cap) terhadap ekspor minyak Rusia dengan larangan penuh atas layanan maritim guna menekan pendapatan energi Moskow.
Dari sisi kebijakan moneter, pelaku pasar juga menunggu keputusan Federal Reserve pada Rabu, dengan probabilitas sebesar 87% bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
Melihat ke depan, analis BMI memperkirakan pasar energi akan mengalami kelebihan pasokan pada 2026, sehingga harga minyak berpotensi tetap tertekan.
“Kendati respons OPEC+ terhadap harga yang lebih rendah pada kuartal I-2026 akan sangat menentukan, kami memperkirakan harga minyak mulai pulih sepanjang sisa tahun 2026 seiring penurunan produksi shale AS dan pertumbuhan konsumsi yang stabil, yang secara bertahap menyeimbangkan pasar,” tulis BMI.













