Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Harga minyak menguat di awal pekan ini setelah pembicaraan dagang antara AS-China di akhir pekan cenderung positif, yang mengangkat sentimen pasar bahwa dua pengguna minyak mentah terbesar di dunia mungkin bergerak menuju penyelesaian sengketa perdagangan.
Senin (12/5) pukul 08.00 WIB, harga minyak mentah jenis Brent untuk kontrak pengiriman Juli 2025 menguat 27 sen atau 0,4% menjadi US$ 64,18 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kotrak pengiriman Juni 2025 naik 28 sen atau 0,5% ke US$ 61,30 per barel.
Kedua acuan harga minyak naik lebih dari US$ 1 pada hari Jumat (9/5) dan naik lebih dari 4% d minggu lalu, mencatat kenaikan mingguan pertama sejak pertengahan April. Ini disokong kesepakatan perdagangan AS dengan Inggris membuat investor optimis bahwa dislokasi ekonomi akibat tarif AS terhadap mitra dagangnya dapat dihindari.
AS dan China mengakhiri pembicaraan perdagangan dengan catatan positif pada hari Minggu, dengan pejabat AS menggembar-gemborkan "kesepakatan" untuk mengurangi defisit perdagangan AS, sementara pejabat China mengatakan kedua belah pihak telah mencapai "konsensus penting".
Baca Juga: Laba Aramco Turun 4,6% Kuartal I 2025, Tertekan Harga Minyak & Ketidakpastian Global
Namun, tidak ada pihak yang merilis rincian pembicaraan dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng yang mengatakan pernyataan bersama akan dirilis pada hari Senin.
Pembicaraan positif antara dua ekonomi terbesar dunia dapat membantu meningkatkan permintaan minyak mentah karena perdagangan, yang saat ini terganggu oleh tarif besar-besaran dari kedua negara, telah pulih di antara mereka.
"Optimisme atas pembicaraan AS-China yang konstruktif mendukung sentimen, tetapi rincian terbatas dan rencana OPEC untuk meningkatkan produksi membatasi kenaikan," kata Toshitaka Tazawa, seorang analis di Fujitomi Securities.
Tazawa merujuk pada rencana OPEC+, untuk mempercepat kenaikan produksi pada bulan Mei dan Juni yang akan menambah lebih banyak minyak mentah ke pasar.
Namun, survei Reuters menemukan bahwa produksi minyak OPEC sedikit menurun pada bulan April.
Selain itu, pembicaraan antara negosiator Iran dan AS untuk menyelesaikan perselisihan mengenai program nuklir Teheran berakhir di Oman pada hari Minggu dengan negosiasi lebih lanjut yang direncanakan, kata para pejabat, karena Teheran secara terbuka bersikeras untuk melanjutkan pengayaan uraniumnya.
Kesepakatan nuklir AS-Iran dapat meredakan kekhawatiran tentang pasokan minyak global yang lebih rendah, yang juga dapat menekan harga minyak.
Perusahaan-perusahaan energi AS minggu lalu memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi ke level terendah sejak Januari, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes pada hari Jumat.