Sumber: Reuters | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga tembaga AS melonjak pada Rabu (26/2) setelah Presiden Donald Trump menggulirkan rencana untuk memberlakukan tarif impor. Disisi lain tembaga juga mendapatkan katalis positif dari pemadaman listrik di Chili sebagai negara produsen tembaga.
Tembaga berjangka kontrak Mei yang paling aktif di bursa Comex AS naik 3,1% menjadi US$ 4,67 per pon. Kenaikkannya mengungguli tembaga kontrak tiga bulan di London Metal London Metal Exchange, yang naik 1,1% menjadi $ 9.506 per metrik ton.
Baca Juga: Pemerintah Chile Umumkan Keadaan Darurat, Berlakukan Jam Malam
Trump, yang sebelumnya mengatakan dia merencanakan tarif pada tembaga dan memerintahkan penyelidikan atas bea masuk impor logam yang sangat penting untuk kendaraan listrik, perangkat keras militer, jaringan listrik ini
"AS tidak memiliki kesempatan untuk meningkatkan produksi mereka sendiri dan kapasitas pemurnian dalam waktu dekat, jadi ini terlihat seperti tujuan lain. Apalagi mengingat sebagian besar tembaga diimpor dari negara yang relatif bersahabat seperti Chili," kata Ole Hansen, Kepala Strategi Komoditas di Saxo Bank di Kopenhagen.
Fundamental pasar tembaga yang mendasarinya relatif lunak, dengan persediaan meningkat, tetapi pemadaman listrik di Chili juga juga memberikan dukungan.
Baca Juga: Harga Tembaga Dekati Level Tertinggi 3 Bulan akibat Penundaan Tarif Resiprokal Trump
Investor telah memberikan pemberitahuan untuk mengambil sejumlah besar tembaga dalam jumlah besar dari gudang LME selama seminggu terakhir. Persediaan tembaga Comex telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama selama lima bulan terakhir menjadi 96.760 ton.
Pemadaman listrik besar-besaran di seluruh Chili membuat ibukota negara itu ibukota negara itu, Santiago, dalam kegelapanpada Selasa (25/2). Jaringan listrik dan tambang tembaga utama perlahan-lahan kembali online pada hari Rabu.