Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. India mempercepat pembelian senjata dari dalam dan luar negeri, setelah bentrokan berdarah di perbatasan yang disengketakan antara pasukan mereka dan China.
Hubungan India-China merenggang setelah 20 tentara India tewas dalam "pertempuran" dengan pasukan China pada 15 Juni lalu di Lembah Galwan. Tidak jelas, apakah ada pasukan Tiongkok yang meninggal.
Dewan Akuisisi Pertahanan (DAC) India pada Jumat (3/4) pekan lalu menyetujui proyek pengadaan senjata mencapai US$ 5,55 miliar atau sekitar Rp 80,47 triliun, termasuk dari domestik senilai US$ 0,44 miliar. DAC adalah badan di bawah naungan Departemen Pertahanan.
Baca Juga: Damai itu indah, China mulai tarik pasukan dari perbatasan dengan India
“Dalam situasi saat ini dan kebutuhan untuk memperkuat angkatan bersenjata guna mempertahankan perbatasan kami, dan sejalan dengan seruan Perdana Menteri kami untuk Atma Nirbhar Bharat (India yang mandiri), DAC, dalam pertemuan 2 Juli di bawah kepemimpinan Menteri Pertahanan Rajnath Singh, memberikan persetujuan untuk akuisisi modal berbagai platform dan peralatan yang dibutuhkan oleh angkatan bersenjata India," kata Kementerian Pertahanan India dalam sebuah pernyataan.
"Proposal dengan perkiraan biaya US$ 5,55 miliar disetujui,” ujar Kementerian Pertahanan, Senin (6/7), seperti dikutip Defense News.
Berdasarkan persetujuan tersebut, India akan meningkatkan kemampuan 59 pesawat MiG-29 dan membeli 21 jet tempur itu lagi dari Rusia dengan harga sekitar US$ 1 miliar. Selain itu, India akan memesan 12 pesawat tempur Su-30MKI buatan Rusia senilai US$ 1,53 miliar.
Baca Juga: Inilah negara-negara yang muak dan siap perang dengan China
Pemerintah India juga menyetujui program pengembangan amunisi untuk peluncur roket multi-barel Pinaka, peningkatan persenjataan kendaraan tempur infanteri BMP-2, rudal jelajah serangan darat Nirbhay, dan rudal beyond-visual-range Astra.
Lalu, Pemerintah India sepakat melakukan pembelian darurat artileri Excalibur untuk howitzer M777 ultralight dari Amerika Serikat, sistem pertahanan udara Igla-S asal Rusia, dan rudal berpemandu anti-tank dari Israel.
Angkatan Darat kemungkinan akan membeli amunisi untuk tank T-90, kendaraan lapis baja BMP-2, senjata pertahanan udara, senjata artileri, dan senjata kecil, serta roket, rudal, juga mortir.
Sementara Angkatan Udara kemungkinan bakal membeli rudal udara-ke-udara, rudal udara-ke-darat, bom pintar, alat pertahanan anti radar dan peluru kendali alias chaff and flare, serta amunisi berpemandu dengan presisi.
Baca Juga: Bentrokan China-India, keluarga: Pasukan India tak bersenjata dan disergap tiba-tiba
Sebagai bagian dari upaya pengadaan, Menteri Pertahanan India Rajnath Singh mengunjungi Moskow pada 22-25 Juni dan bertemu dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, Wakil Perdana Menteri Yury Borisov, dan CEO Rosoboronexport Alexander Mikheev.
Melansir Defense News, seorang pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan, India meminta pasokan langsung suku cadang untuk pesawat tempur Su-30MKI, kapal selam kelas Kilo, dan tank T-90. Selain itu, pembelian darurat rudal dan amunisi khusus untuk jet tempur, tank, kapal perang, dan kapal selam.
Pejabat Kementerian Pertahanan lainnya menyebutkan, Pemerintah India berencana menandatangani kontrak pertahanan dengan Rusia senilai US$ 800 juta untuk membeli senjata dan suku cadang.