Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tendi Mahadi
Juli lalu Jepang memperketat ekspor ke Korea Selatan. Alasannya Korea Selatan mencampur adukan urusan kerja sama dagangan dengan isu warga Korea yang dipaksa bekerja sebagai buruh oleh Jepang pada perang dunia kedua.
Baca Juga: Aksi mogok menolak UU ekstradisi makin menekan perekonomian Hongkong
Jepang kemudian mencabut Korea selatan dari daftar negara yang punya status perdagangan khusus. Dan dibalas dengan aksi pemboikotan produk dan layanan asal Jepang mulai dari penjualan mobil, bir, alat tulis hingga perjalanan wisata.
Berbagai perselisihan ini membuat saham Korea Selatan turun 2,6% atau level terendah selama tiga tahun terakhir. Perekonomian Asia memburuk bukan hanya karena perang dagang China-Amerika meningkat tetapi juga dibebani ketidakpastian atas sengketa diplomatik antara Seoul dan Tokyo.
Sebelumnya pada Senin (4/8), pemerintah Korea Selatan berencana untuk investasi sekitar 7,8 triliun won atau setara US$ 6,48 miliar di bidang penelitian dan pengembangan bahan-bahan lokal, suku cadang dan peralatan selama tujuh tahun ke depan untuk membantu mengurangi ketergantungan pada impor Jepang.
Baca Juga: Coocaa perkuat pasar Smart TV di Indonesia
Korea Selatan ingin bebas dari impor Jepang dengan memproduksi 100 komponen utama, bahan dan peralatan yang digunakan untuk membuat chips, display, baterai, mobil, dan produk lainnya.
Hal ini bertujuan untuk menstabilkan pasokan barang-barang dalam negeri ini selama lima tahun ke depan.