kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

India diam-diam hapus produk China dari jaringan telekomunikasi, ada apa?


Selasa, 25 Agustus 2020 / 15:09 WIB
India diam-diam hapus produk China dari jaringan telekomunikasi, ada apa?
ILUSTRASI. Huawei menjadi salah satu perusahaan teknologi asal China yang produknya perlahan dihapus dari jaringan telekomunikasi India.


Sumber: South China Morning Post | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. Langkah berani diambil oleh Pemerintah India pasca bentrokan perbatasan dengan China pada Juni lalu. Laporan Finacial Times menyebutkan, India diam-diam mulai menghapus segala produk China dari jaringan telekomunikasi negaranya.

Salah satu perusahaan teknologi yang terkena imbasnya adalah Huawei. Berbeda dengan negara lain seperti Amerika Serikat (AS) yang dengan tegas memblokir produk Huawei, India lebih memilih mengurangi penggunaannya secara perlahan.

Departemen Telekomunikasi India juga sudah melarang pengujian 5G yang dikelola oleh vendor dari China. Dan, Perdana Menteri India Narendra Modi juga sangat waspada tentang investasi China di sektor tersebut.

India sebagai pasar ponsel terbesar kedua di dunia, dengan 850 juta pengguna, awal tahun ini mengizinkan Huawei untuk berpartisipasi dalam uji coba jaringan internet 5G.

Baca Juga: 10 Negara tertua di dunia, salah satunya juga merupakan negara terkecil

Huawei juga sebenarnya sudah mendapatkan kontrak yang menjanjikan dengan Bharti Airtel, Vodafone, dan perusahaan milik negara, BSNL. Sekarang nasib Huawei dalam kontrak ini masih menjadi tanda tanya.

Sikap India terhadap perusahaan asla China berubah drastis sejak insiden bentrokan antara tentara perbatasan kedua negara pada Juni lalu. Bentrokan yang terjadi di wilayah pegunungan Himalaya tersebut bahkan menewaskan puluhan prajurit dari kedua belah pihak.

Sentimen anti-China di India telah berkembang sejak kejadian tersebut. Tidak hanya di dalam tubuh pemerintahan, tapi juga di tengah masyarakat.

Puncaknya, sebanyak 59 aplikasi digital asal China diblokir oleh Pemerintah India. Termasuk, TikTok, WeChat, UC Browser, dan Baidu Map.

Baca Juga: Samsung manfaatkan pasar yang ditinggalkan perusahaan China di India

Saat ini, Huawei menghadapi ancaman serupa di tengah tekanan yang datang dari banyak negara lain, mulai Inggris hingga Australia. Isu pencurian data pengguna masih menjadi pertimbangan serius oleh beberapa negara.

Di sisi lain, Huawei selalu membantah tuduhan yang menyebutkan, mereka memberikan izin Pemerintah China untuk megakses data pelanggannya.

Huawei juga menghadapi sanksi tegas dari AS. Awal bulan ini, negeri uak Sam mengumumkan, Huawei tidak bisa lagi membeli chip off-the-self dari perusahaan, seperti Qualcomm dan MediTek, karena mereka menggunakan teknologi inti dari AS.

Pada Mei lalu, AS juga sudah melarang produsen chip asal Taiwan TSMC menggunakan peralatan AS untuk memproduksi chip bagi Huawei.

Baca Juga: Memanas lagi, India mengeluarkan peringatan baru kepada China

Keputusan tersebut jelas merugikan Huawei yang kini alur produksinya cukup terhambat. Sekarang, Huawei mulai fokus untuk melakukan produksi dan distribusi di dalam negeri.

Beruntung, masyarakat China memiliki kesadaran tinggi untuk bisa tetap setia menggunakan produk-produk dalam negeri.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×