kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45913,59   -9,90   -1.07%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inggris mengucapkan selamat tinggal pada Uni Eropa


Jumat, 01 Januari 2021 / 08:09 WIB
Inggris mengucapkan selamat tinggal pada Uni Eropa
ILUSTRASI. Inggris mengucapkan selamat tinggal kepada Uni Eropa pada Kamis (31/12/2020) setelah hubungan 48 tahun yang menggelora


Sumber: Reuters | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Gejolak krisis zona euro, upaya untuk mengintegrasikan UE lebih jauh, kekhawatiran tentang imigrasi massal dan ketidakpuasan dengan para pemimpin di London membantu para pendukung Brexit memenangkan referendum dengan pesan harapan patriotik.

"Kami melihat masa depan global untuk diri kami sendiri," kata Johnson yang memenangkan kekuasaan pada 2019. Johnson meraih perjanjian perceraian Brexit dan kesepakatan perdagangan, serta mayoritas Konservatif terbesar sejak Margaret Thatcher dalam pemilu 2019.

Para pendukung melihat Brexit sebagai pelarian dari proyek Prancis-Jerman yang mandek sementara Amerika Serikat dan China melonjak. Para penentang Brexit mengatakan, Brexit akan melemahkan Barat, semakin mengurangi pengaruh global Inggris, membuat orang lebih miskin dan mengurangi kosmopolitanismenya.

BRITANIA RAYA?

Setelah Britania Raya meninggalkan Single Market atau Customs Union, hampir pasti akan ada gangguan di perbatasan. Lebih banyak birokrasi berarti lebih banyak biaya bagi mereka yang mengimpor dan mengekspor barang melintasi perbatasan UE-Inggris.

Baca Juga: Harga minyak mentah naik setelah kesepakatan Brexit, jelang libur Natal

Setelah tawar-menawar kesepakatan perdagangan selama berbulan-bulan, pemerintah Inggris menerbitkan 70 halaman studi kasus hanya beberapa jam sebelum perpisahan. Inggris menebar informasi perusahaan-perusahaan tentang aturan apa yang harus mereka ikuti di perbatasan Inggris-UE yang baru.

Port of Dover memperkirakan volume ekspor impor turun di awal Januari. Periode paling mengkhawatirkan akan terjadi pada pertengahan hingga akhir Januari ketika volume meningkat lagi.

Setelah Brexit resmi terjadi, dukungan untuk kemerdekaan Skotlandia meningkat. Sebagian karena Brexit dan sebagian karena Covid-19, mengancam persatuan politik berusia 300 tahun antara Inggris dan Skotlandia.

Pemimpin Skotlandia Nicola Sturgeon mengatakan, referendum kemerdekaan harus dilakukan pada bagian awal masa jabatan parlemen berikutnya, yang dimulai tahun depan. "Skotlandia akan segera kembali, Eropa," kata Sturgeon.

Baca Juga: Jelang Akhir Masa Transisi, Inggris dan Uni Eropa Meneken Kesepakatan Dagang




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×