kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.428.000   -57.000   -2,29%
  • USD/IDR 16.602   11,00   0,07%
  • IDX 7.916   -209,10   -2,57%
  • KOMPAS100 1.090   -29,49   -2,63%
  • LQ45 772   -7,67   -0,98%
  • ISSI 281   -10,34   -3,54%
  • IDX30 401   -4,69   -1,16%
  • IDXHIDIV20 453   -1,70   -0,37%
  • IDX80 121   -1,88   -1,53%
  • IDXV30 129   -2,46   -1,87%
  • IDXQ30 127   -0,85   -0,66%

Ini Alasan Mengapa AS Ketar Ketir dengan Kebijakan Larangan Ekspor Rare Earth China


Jumat, 17 Oktober 2025 / 08:41 WIB
Ini Alasan Mengapa AS Ketar Ketir dengan Kebijakan Larangan Ekspor Rare Earth China
ILUSTRASI. Perang dagang antara Amerika Serikat dan China kembali memanas setelah sempat mereda selama beberapa bulan—kali ini soal logam tanah jarang atau rare earths. REUTERS/Melanie Burton


Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

China Kuasai Rantai Pasokan Dunia

China menguasai hampir seluruh rantai pasokan logam tanah jarang—mulai dari penambangan hingga pemurnian.

Menurut Badan Energi Internasional (IEA), China memproduksi sekitar 61% logam tanah jarang dunia dan mengolah 92% di antaranya.

“Limbah radioaktif dari proses produksi benar-benar membutuhkan pembuangan permanen yang aman. Saat ini, semua fasilitas pembuangan di Uni Eropa bersifat sementara,” kata Kruemmer.

Dominasi ini bukan terjadi tiba-tiba. Sejak 1990-an, China secara sistematis berinvestasi besar-besaran di sektor ini, sering kali dengan standar lingkungan dan biaya tenaga kerja yang lebih rendah dibanding negara lain.

Mantan pemimpin China Deng Xiaoping bahkan pernah berkata:

“Timur Tengah punya minyak, dan China punya logam tanah jarang.”

Baca Juga: China Perketat Izin Ekspor Magnet Tanah Jarang, Pasokan Global Terancam Seret

Pembatasan Ekspor: Strategi Tekanan

Sejak AS memberlakukan tarif baru pada April, China menanggapi dengan membatasi ekspor tujuh jenis logam tanah jarang, sebagian besar tergolong heavy rare earths yang sangat penting untuk industri pertahanan.

Kini, semua perusahaan harus mendapatkan izin ekspor khusus jika ingin mengirim logam atau magnet berbasis logam langka ke luar negeri.
Bahkan perusahaan asing yang beroperasi di China kini wajib menjelaskan tujuan penggunaan logam itu sebelum mendapat persetujuan pemerintah.

Menurut laporan CSIS, AS sangat rentan karena tidak memiliki kapasitas pengolahan logam tanah jarang berat di luar China.




TERBARU

[X]
×