Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
China Kuasai Rantai Pasokan Dunia
China menguasai hampir seluruh rantai pasokan logam tanah jarang—mulai dari penambangan hingga pemurnian.
Menurut Badan Energi Internasional (IEA), China memproduksi sekitar 61% logam tanah jarang dunia dan mengolah 92% di antaranya.
“Limbah radioaktif dari proses produksi benar-benar membutuhkan pembuangan permanen yang aman. Saat ini, semua fasilitas pembuangan di Uni Eropa bersifat sementara,” kata Kruemmer.
Dominasi ini bukan terjadi tiba-tiba. Sejak 1990-an, China secara sistematis berinvestasi besar-besaran di sektor ini, sering kali dengan standar lingkungan dan biaya tenaga kerja yang lebih rendah dibanding negara lain.
Mantan pemimpin China Deng Xiaoping bahkan pernah berkata:
“Timur Tengah punya minyak, dan China punya logam tanah jarang.”
Baca Juga: China Perketat Izin Ekspor Magnet Tanah Jarang, Pasokan Global Terancam Seret
Pembatasan Ekspor: Strategi Tekanan
Sejak AS memberlakukan tarif baru pada April, China menanggapi dengan membatasi ekspor tujuh jenis logam tanah jarang, sebagian besar tergolong heavy rare earths yang sangat penting untuk industri pertahanan.
Kini, semua perusahaan harus mendapatkan izin ekspor khusus jika ingin mengirim logam atau magnet berbasis logam langka ke luar negeri.
Bahkan perusahaan asing yang beroperasi di China kini wajib menjelaskan tujuan penggunaan logam itu sebelum mendapat persetujuan pemerintah.
Menurut laporan CSIS, AS sangat rentan karena tidak memiliki kapasitas pengolahan logam tanah jarang berat di luar China.