Sumber: South China Morning Post | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Pada 2016, angkatan laut Indonesia mengatakan telah meluncurkan tembakan peringatan ke kapal-kapal nelayan China yang dituduh beroperasi secara ilegal di dekat Natuna. Beijing mengatakan satu kapal rusak dan satu orang ditembak dan terluka dalam insiden itu.
Indonesia juga berhadapan dengan Vietnam pada bulan April ketika sebuah kapal penjaga pantai Vietnam menabrak kapal perang angkatan laut Indonesia setelah menangkap sebuah kapal nelayan Vietnam di perairan.
Baca Juga: Mahfud MD sebut kapal China telah tinggalkan perairan Natuna
Indonesia menahan 12 nelayan Vietnam dari kapal, yang tenggelam dalam bentrokan itu, dan memanggil duta besar Vietnam untuk melakukan aksi protes. Jakarta kemudian mengatakan bahwa mereka telah menenggelamkan 51 kapal penangkap ikan, sebagian besar dari Vietnam, sejak serangan itu.
Zhang Mingliang, seorang spesialis dalam urusan Asia Tenggara di Universitas Jinan di Guangzhou, mengatakan semakin umum bagi penuntut untuk menggunakan armada penangkapan ikan mereka untuk mengklaim kepentingan maritim dan joki mereka untuk mendapat posisi dalam negosiasi kode etik.
Baca Juga: Pemerintah berencana membangun pangkalan angkatan laut di Natuna
Tetapi sementara perselisihan tentang penangkapan ikan diperkirakan akan meningkat, tidak ada yang diperkirakan akan berkembang menjadi konflik regional, katanya.
"Kedua belah pihak telah menahan diri dari menggunakan senjata yang kuat, membatasi diri dalam menggunakan otot militer," kata Zhang.