kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini beberapa dugaan mengapa Kim Jong Un perintahkan pembunuhan saudara tirinya


Kamis, 21 Oktober 2021 / 07:27 WIB
Ini beberapa dugaan mengapa Kim Jong Un perintahkan pembunuhan saudara tirinya
ILUSTRASI. Warga negara Vietnam Doan Thi Huong, yang menjadi tersangka pembunuhan saudara tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong Nam, meninggalkan pengadilan tinggi Shah Alam. REUTERS/Lai Seng Sin


Sumber: Telegraph | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - LONDON. Misteri masih menyelimuti kasus pembunuhan yang merenggut nyawa saudara tiri Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, sejak wajahnya diolesi dengan racun saraf mematikan di bandara Kuala Lumpur.

Akan tetapi, pengungkapan fakta terbaru menunjukkan bahwa salah satu pewaris rezim Korea Utara yang terbunuh itu telah bekerja untuk badan intelijen musuh utama Pyongyang, Korea Selatan.

Melansir The Telegraph, Kim Jong Nam telah lama diyakini tidak disukai oleh rezim di dalam negeri. Dia dipaksa diasingkan setelah ditangkap dengan paspor palsu dalam perjalanan ke Disneyland di Tokyo.

Sejak kasus pembunuhan dan digelarnya sejumlah pengadilan terhadap dua wanita muda yang mengoleskan agen saraf VX ke wajahnya pada selembar kain, ada kecurigaan bahwa Kim Jong Nam memiliki koneksi ke CIA.

Baca Juga: Korea Utara rombak pejabat di jajaran militer

Saat ini, pejabat dan mantan pejabat di Badan Intelijen Nasional (NIS) Korea Selatan telah menguak tentang bagaimana Kim memberi informasi ke Korea Selatan tentang hal-hal seperti kesehatan saudara tirinya dan ambisi nuklir. Disebutkan pula bahwa dia dibayar untuk bantuannya itu.

"Kim memberi NIS informasi tentang tren di dalam pemerintahan dan kekuasaan pejabat paling tinggi rezim, termasuk Kim Jong-un, setidaknya selama lima atau enam tahun sebelum kematiannya," lapor Seoul Broadcasting System, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya seperti yang dikutip dari The Telegraph.

Mereka menambahkan bahwa Kim Jong Nam mengangkat pertanyaan tentang kemungkinan suaka di Korea Selatan, meskipun pihak Korea Selatan tampaknya berharap untuk menghindarinya dengan alasan hal tersebut akan memberikan beban yang cukup besar pada hubungan antar-Korea.

Baca Juga: Kim Jong Un: Militer kami disiapkan untuk membela diri, bukan untuk memulai perang

SBS melaporkan bahwa agen NIS melakukan kontak rutin dengan Kim Jong Nam ketika dia bepergian ke luar Makau, memantau pergerakannya dan dapat menghubunginya secara langsung melalui email. Dipahami bahwa meskipun berada di pengasingan, ia mempertahankan kontak di Utara.

SBS melaporkan, informasi yang dia berikan termasuk perincian tentang saudara tirinya, seperti kesehatan fisik pemimpin Korea Utara, rencananya untuk pengembangan senjata nuklir dan rudal jarak jauh atau kebijakan ekonomi atau militer lainnya. 

Mereka juga ingin mendengar tentang tanda-tanda perlawanan terhadap pemerintahan Kim Jong Un di kalangan politik atau militer.

Laporan juga menunjukkan motif kedua atas pembunuhan pria berusia 45 tahun itu. Sebelumnya diasumsikan bahwa dia dibunuh atas perintah saudara tirinya karena dia adalah putra tertua Kim Jong-il dan pernah dipandang sebagai pemimpin masa depan Korea Utara.

Dipaksa diasingkan di Makau bersama keluarganya pada tahun 2001 setelah ditangkap di Tokyo bepergian dengan paspor palsu, Kim Jong-nam dilaporkan dilindungi oleh pemerintah China dan bisa saja diangkat sebagai pemimpin pro-Beijing di Pyongyang seandainya Kim Jong- un digulingkan.

Ada juga spekulasi pada saat kematiannya bahwa Kim Jong-nam sedang dalam rencana untuk pindah tempat tinggal di Korea Selatan secara permanen, yang akan dianggap sebagai pengkhianatan terhadap Korea Utara dan tiga generasi pemimpin negara Kim.

Siti Aisyah, wanita Indonesia berusia 29 tahun, dan oàn Thị Hương, wanita Vietnam berusia 33 tahun didakwa melakukan pembunuhan karena menyeka wajah Kim dengan kain yang mengandung agen saraf VX.

Mereka kemudian mengklaim bahwa mereka mengira mereka mengambil bagian dalam lelucon TV dan tuduhan pembunuhan akhirnya dibatalkan.

Empat tersangka Korea Utara meninggalkan bandara tak lama setelah pembunuhan dan kembali ke Pyonyang.

Korea Utara memiliki rekam jejak pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggapnya sebagai ancaman bagi rezim, dan telah menunjukkan bahwa ia tidak terlalu menyesal melakukan serangan di tanah asing.

Para pembelot yang tinggal di Korea Selatan juga sering menjadi sasaran serangan oleh agen-agen yang dikirim oleh Korea Utara.

Selanjutnya: Curi perhatian, Kim Jong Un tampil di karpet merah dengan setelan jas dan sandal



TERBARU

[X]
×