kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.200   59,45   0,83%
  • KOMPAS100 1.107   11,93   1,09%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   1,25   0,57%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,59   1,05%
  • IDX80 127   1,36   1,08%
  • IDXV30 135   0,76   0,57%
  • IDXQ30 149   1,76   1,20%

Ini Pesan Joe Biden yang Terakhir Kalinya di Majelis Umum PBB


Rabu, 25 September 2024 / 08:32 WIB
Ini Pesan Joe Biden yang Terakhir Kalinya di Majelis Umum PBB
ILUSTRASI. Joe Biden menyampaikan pidato di hadapan para pemimpin dunia di Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk terakhir kalinya pada hari Selasa (24/9/3034). REUTERS/Yves Herman


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa kemajuan menuju perdamaian di Timur Tengah akan menempatkan dunia dalam posisi yang lebih kuat untuk menghadapi ancaman berkelanjutan yang ditimbulkan oleh Iran.

"Bersama-sama kita harus menghentikan pasokan oksigen bagi proksi terorisnya ... dan memastikan bahwa Iran tidak akan pernah memperoleh senjata nuklir," katanya.

Dia mengatakan Amerika Serikat berusaha mengelola persaingan dengan China secara bertanggung jawab sehingga tidak mengarah ke konflik.

"Kami siap bekerja sama dalam menghadapi tantangan yang mendesak. Kami baru-baru ini melanjutkan kerja sama dengan China untuk menghentikan aliran narkotika sintetis yang mematikan. Saya menghargai kolaborasi tersebut. Ini penting bagi rakyat negara saya dan banyak orang lain di seluruh dunia," tambahnya.

Biden juga menyampaikan kata-kata yang tegas kepada para pemimpin pihak-pihak yang bertikai di Sudan: "Akhiri perang ini sekarang."

Tantangan bagi Presiden AS mendatang

Pidato Biden di PBB merupakan acara utama dari kunjungan dua hari ke New York yang mencakup pidato tentang iklim pada Selasa malam dan pertemuan pada Rabu dengan To Lam, presiden Vietnam.

Biden sangat ingin memperdalam hubungan dengan Vietnam untuk melawan Rusia dan China, yang juga menjalin hubungan dengan Vietnam.

Baca Juga: Sektor Teknologi Israel Hadapi Ketidakpastian Pendanaan di Tengah Perang dengan Hamas

Ukraina, Rusia, Gaza, Iran, dan Tiongkok semuanya tampaknya akan terus menjadi tantangan bagi presiden berikutnya, baik pengganti Biden adalah wakil presidennya, Kamala Harris, seorang Demokrat, atau mantan Presiden Donald Trump, seorang Republikan.

Pendekatan Harris terhadap kebijakan luar negeri sangat mirip dengan Biden, meskipun ia telah mengambil sikap yang lebih keras terhadap puluhan ribu kematian warga Palestina dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza yang hancur akibat serangan Israel.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×