Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte meminta anggota aliansi keamanan untuk meningkatkan anggaran pertahanan atau bersiap belajar bahasa Rusia.
Reuters melaporkan, berbicara di Parlemen Eropa di Strasbourg, Prancis, Senin (13/1/2025), Rutte memberi tahu anggota parlemen Eropa bahwa mereka harus segera memikirkan kembali prioritas pengeluaran untuk memastikan keamanan mereka.
Itu adalah seruan terbaru dari serangkaian seruan bagi Eropa untuk mengubah ekonomi mereka agar lebih memprioritaskan pertahanan.
Langkah tersebut dilakukan karena Rusia terus melakukan invasi ke Ukraina. Di sisi lain, Presiden terpilih Donald Trump tetap skeptis dalam menjamin keamanan Eropa.
Kalimat itu untuk menggambarkan apa yang dilihat NATO sebagai ancaman yang semakin meningkat dari Rusia dan Presiden Vladimir Putin.
"Kita aman sekarang, tetapi tidak dalam empat atau lima tahun," katanya.
Alternatif untuk pengeluaran yang lebih tinggi, katanya, adalah kursus bahasa Rusia atau pergi ke Selandia Baru.
Baca Juga: Jerman Bentuk Divisi Militer Baru Mulai April untuk Pertahanan Teritorial
"Saya sangat khawatir tentang situasi keamanan di Eropa," katanya. "Kita tidak sedang berperang, tetapi kita juga tidak sedang berdamai ... Itu berarti kita perlu berinvestasi lebih banyak dalam pertahanan dan menghasilkan lebih banyak kemampuan. Ini tidak bisa ditunda. Kita perlu meningkatkan ketahanan masyarakat dan infrastruktur penting kita."
Pejabat militer dan keamanan Eropa telah memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang negara NATO berikutnya jika mengalahkan Ukraina.
Setelah invasi Rusia ke Ukraina, sebagian besar anggota aliansi keamanan telah meningkatkan anggaran militer mereka, dengan 23 dari 32 anggotanya sekarang menghabiskan 2% dari PDB untuk pertahanan.
Aliansi tersebut memiliki target pengeluaran pertahanan sebesar 2% dari PDB untuk anggotanya. Akan tetapi selama bertahun-tahun banyak yang tertinggal jauh dari ini.
Presiden terpilih Donald Trump telah lama mencaci maki anggota NATO karena tidak menghabiskan lebih banyak uang untuk keamanan mereka sendiri — dan telah meminta agar pengeluaran dinaikkan lebih jauh lagi, menjadi 5% dari PDB.
Baca Juga: Zelenskyy Kembali Merengek, Minta Sekutu Penuhi Janji Kirim Senjata ke Ukraina
AS menghabiskan sekitar 3,38% dari PDB untuk pertahanan, dan negara-negara Eropa di Eropa timur yang lebih dekat dengan Rusia menghabiskan persentase yang sama, dengan Estonia menghabiskan 3,43% dan Latvia 3,15%.
Polandia, yang memiliki salah satu militer terkuat di Eropa dan menghabiskan 4,1% dari PDB untuk pertahanan, menyambut baik usulan pengeluaran Trump sebesar 5%. Para pemimpin di negara lain, termasuk Kanselir Jerman Olaf Scholz, mengatakan target tersebut terlalu tinggi.
Rutte mengatakan bahwa, apa pun yang terjadi, negara-negara harus mulai membelanjakan lebih banyak, dengan target 3,7%.
Selama masa jabatan pertama Trump, ketika ia mengancam akan menarik diri dari NATO, beberapa pemimpin Eropa, termasuk Emmanuel Macron dari Prancis, mengatakan bahwa Eropa harus menjadi lebih mandiri dalam memastikan keamanannya.
Tonton: 6 Negara Uni Eropa Serukan Penurunan Batas Harga Minyak Rusia, Ini Tujuannya
Anggota NATO telah meningkatkan pengeluaran, tetapi AS sejauh ini tetap menjadi kekuatan militer terbesar aliansi tersebut.
Rutte mengatakan pada hari Senin bahwa Eropa akan terus bergantung pada AS untuk keamanannya.