kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inspirasi dari kunjungan bisnis ke California (3)


Kamis, 20 Desember 2018 / 16:30 WIB
Inspirasi dari kunjungan bisnis ke California (3)
ILUSTRASI. FENOMENA - Akio Notari


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Akio Nitori berhasil menembus target penjualan 100 miliar dan mempunyai jaringan hingga 100 toko. Akio banyak belajar dari cara berjualan di California, Amerika Serikat. Banyak perubahan yang dilakukan pria yang kini berusia 74 tahun ini. Akio mendapatkan pencerahan kalau berjualan furnitur bukan cuma melihat dari sisi fungsi. Furnitur juga harus mempunyai nilai keindahan. Termasuk menjual furnitur dengan harga yang lebih murah.

Memulai bisnis berjualan furnitur ternyata tidak semudah yang dibayangkan Akio Nitori. Awal membuka toko furnitur pada tahun 1965, Akio memang tak punya pesaing, bisnisnya pun bisa berjalan lancar.

Namun pelan-pelan mulailah bermunculan toko furnitur lainnya yang menjadi pesaing Akio. Penjualan toko furnitur Akio perlahan-lahan mulai menurun, hingga akhirnya pinjaman ke bank juga mulai seret. Di saat putus asa menghadapi persaingan bisnis, Akio mendapatkan undangan seminar dan studi lapangan dari Asosiasi Industri Mebel ke California Amerika Serikat (AS).

Disinilah menjadi titik balik pria yang kini berusia 74 tahun ini. Akio muda mendapatkan banyak pencerahan dan masukan soal strategi menjalankan bisnis berjualan furnitur.

Pertama, ia mendapatkan pencerahan soal desain dari furnitur saat datang ke kota California. Selama ini ia cuma mengetahui kalau furnitur itu dilihat hanya dari fungsinya saja, tanpa memperhitungkan soal nilai keindahan. Makanya ia berpikir bagaimana menciptakan furnitur yang mempunyai nilai estetika.

Kedua, soal harga. Di California ternyata harga mebel itu bisa lebih murah dibandingkan di Jepang. Hal ini cukup mengherankan karena pendapatan di Amerika Serikat itu jauh lebih tinggi dibandingkan di Jepang. Akio pun langsung berpikir bagaimana menjual furnitur dengan harga yang lebih murah.

Ketiga, soal tampilan toko furnitur. Selama ini ia berjualan cuma menaruh barang saja di toko. Sementara di California, toko-toko di kota tersebut memajang barang dagangannya seperti seolah-olah memang mirip dengan ruangan yang di rumah para calon konsumen. Tujuannya, para konsumen mendapatkan bayangan yang nyata saat akan membeli perabotan rumah tangga.

Sampai di Jepang, Akio langsung menerapkan ilmu yang didapatkan dari California itu. Saat itu Akio mendapat bantuan dari pengusaha jaringan ritel Pegasus Club, Shunichi Atsumi. Akio langsung membuat target penjualan hingga 100 miliar dalam waktu 30 tahun dan bisa memiliki jaringan toko hingga 100.

Banyak yang menyangsikan target dari Akio itu. Sampai-sampai ada karyawannya yang mengganggap Akio gila dan langsung mengundurkan diri.

Selain tiga perubahan yang dilakukan, Akio juga mulai mementingkan soal data. Ia mulai mengintensifkan pendataan di berbagai bidang dan memanfaatkannya untuk mengoptimalkan strategi penjualan. Mulai dari lalu lintas dan profil pelanggan, jumlah keluhan dari konsumen, hingga tren penjualan dan keuntungan dari tiap-tiap tokonya.

Sementara soal karyawan, ia membuat kebijakan terkait rata-rata umur di tiap fungsi kerja. Akio menilai, setiap fungsi pekerjaan memiliki batas usia idealnya masing-masing. Misalnya untuk bagian penjualan di toko, ia menetapkan batas usia 24 tahun sebagai rata-rata angka maksimal. Sementara di bagian produksi, maksimal di usia 34 tahun. Bila ada karyawan yang telah melewati usia tersebut, maka akan ia lepas.

Kebijakan ini mungkin terdengar tak adil, meski secara legal tak ada aturan yang ia langgar. Undang-undang di Jepang memang memungkinkan pengusaha untuk menentukan batas usia untuk karyawannya.

Meski awalnya banyak keraguan yang dialamatkan kepadanya, namun Akio terus bekerja keras mewujudkan impiannya. Usahanya tak sia-sia, visinya memiliki seratus toko dan mencapai angka penjualan 100 miliar pada tahun 2003. Akio pun kini berhasil membesar Nitori Holding dengan kekayaan US$ 4,4 miliar versi Forbes.

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×