Reporter: Nina Dwiantika, Rizki Caturini | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - TAIZHOU. China berambisi menguasai pasar otomotif dunia. Para produsen otomotif China pun menggelar invasi ke pasar mobil dunia.
Selain merambah Asia termasuk Indonesia, kini pabrikan otomotif China merambah langsung ke jantung industri otomotif dunia, yakni Eropa dan Amerika Serikat (AS). Geely Holding Group dari China, misalnya, kini tengah mendirikan pabrik di Eropa dengan merek Lynk. Bloomberg melaporkan, Geely menjadi merek mobil pertama asal China yang dibuat dan dijual di Eropa Barat. Mobil ini juga dipasarkan ke AS.
Li Shufu, pemilik Geely, menyatakan, upaya masuk pasar Eropa dan AS karena ingin seluruh dunia mengetahui mobil Geely dan mobil China lainnya. "Impian Geely adalah menjadi perusahaan global. OLeh karena itu, kami harus ekspansi ke luar negeri," kata Li, Selasa (24/4).
Selain Geely empat pembuat mobil asal China dan tiga perusahaan rintisan siap menjaring pasar di Eropa dan AS. Sebut saja, SF Motors Inc, NIO dan Byton akan menjual mobil di AS mulai tahun 2019. BYD Co yang didukung Warren Buffett sedang membangun bus listrik di California.
Selama ini penetrasi mobil China berfokus di Asia Tenggara dan Afrika. Di Indonesia, sebagai contoh, dua pabrikan otomotif dari Tiongkok, SAIC Wuling Motor dan DongFeng Sokon, sudah membangun pabrik. "Ini bukti keseriusan kami di pasar Indonesia," Alexander Barus, CEO PT Sokonindo Automobil, kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Nathan Sun, Sales Director Wuling Indonesia optimistis mencuil pasar lokal. "Tahun ini kami menargetkan penjualan 30.000 unit," kata dia.
Secara umum, invasi produsen otomotif China mulai dirintis beberapa tahun terakhir. Menurut data Bloomberg, perusahaan otomotif China menghabiskan minimal US$ 31 miliar untuk ekspansi luar negeri lima tahun terakhir. Transaksi ini untuk pembelian saham di produsen mobil maupun produsen komponen otomotif (lihat infografik).
Li Shufu adalah yang paling agresif. Miliarder ini telah menghabiskan dana hampir US$ 13 miliar untuk membeli saham Daimler dan Volvo. Sementara Tencent Holdings Ltd, raksasa internet China membayar sekitar US$ 1,8 miliar untuk 5% saham Tesla.
Invasi ini bisa membuat keder pabrikan dunia. "Pesaing yang muncul dari China harus ditanggapi serius," kata Matthias Mueller, mantan CEO Volkswagen, produsen mobil terbesar di Eropa.
Invasi otomotif China mirip fenomena mobil Korea beberapa dekade lalu. Waktu itu, kehadiran Hyundai Motor dipandang sebelah mata. Kini, Hyundai menjadi salah satu dari lima produsen terbesar di dunia. Tahun 2018, Hyundai menjual sekitar 1,25 juta unit mobil di pasar AS.