Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - YERUSALEM/DUBAI. Iran dan Israel saling melancarkan serangan rudal dan udara pada Sabtu, sehari setelah Israel meluncurkan serangan besar terhadap musuh lamanya.
Serangan itu menewaskan komandan dan ilmuwan serta membombardir situs nuklir, dalam upaya menghentikan pembangunan senjata nuklir oleh Iran.
Di Teheran, televisi pemerintah Iran melaporkan sekitar 60 orang tewas dalam serangan ke kompleks perumahan, termasuk 20 anak-anak. Serangan lain juga dilaporkan di berbagai wilayah Iran. Israel menyatakan telah menyerang lebih dari 150 target.
Di wilayah Israel, sirene serangan udara memaksa warga mengungsi ke tempat perlindungan. Tiga orang dilaporkan tewas pada malam hari. Seorang pejabat Israel mengatakan Iran telah menembakkan sekitar 200 rudal balistik dalam empat gelombang.
Baca Juga: Israel Perluas Produksi Rudal Arrow 3, Ancaman Baru bagi Iran dan Houthi
Presiden AS Donald Trump memuji aksi Israel dan memperingatkan akan konsekuensi lebih besar jika Iran tidak segera menurunkan program nuklirnya, sebagaimana dituntut AS dalam perundingan yang dijadwalkan dilanjutkan Minggu.
Israel menyatakan operasinya bisa berlangsung selama berminggu-minggu, dan menyerukan rakyat Iran untuk bangkit melawan para pemimpin agama mereka. Hal ini memunculkan kekhawatiran konflik regional yang melibatkan kekuatan asing.
Dua pejabat AS menyatakan bahwa Amerika Serikat, sebagai sekutu utama Israel, membantu menembak jatuh rudal Iran.
“Jika (Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali) Khamenei terus menembakkan rudal ke wilayah Israel, Teheran akan terbakar,” kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz.
Iran telah berjanji membalas serangan Israel pada Jumat, yang menghancurkan kepemimpinan nuklir dan militer serta merusak fasilitas atom dan pangkalan militer.
Televisi pemerintah Iran memperingatkan bahwa pangkalan militer sekutu Israel di kawasan juga akan diserang jika mereka membantu menggagalkan rudal Iran.
Baca Juga: Serang Fasilitas Nuklir Iran, Menhan Israel: Ini Langkah Pencegahan
Namun, perang 20 bulan di Gaza dan konflik di Lebanon tahun lalu telah melemahkan dua proksi utama Iran, yakni Hamas dan Hizbullah, sehingga membatasi pilihan pembalasan.
Negara-negara Teluk Arab, yang selama ini curiga terhadap Iran namun takut menjadi korban konflik, menyerukan ketenangan. Kekhawatiran terhadap gangguan ekspor minyak dari kawasan Teluk membuat harga minyak melonjak sekitar 7% pada Jumat.
Jenderal Iran dan anggota parlemen Esmail Kosari mengatakan Iran sedang mempertimbangkan secara serius untuk menutup Selat Hormuz, jalur utama pengiriman minyak dari Teluk.
Malam Ledakan dan Kepanikan di Israel dan Iran
Seorang pejabat Israel mengatakan serangan Iran melibatkan ratusan rudal balistik dan drone. Layanan ambulans menyatakan tiga orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Di Rishon LeZion, selatan Tel Aviv, tim penyelamat menemukan seorang bayi perempuan yang terjebak di rumah yang terkena rudal.
Di pinggiran Ramat Gan, dekat Bandara Ben Gurion, Linda Grinfeld menggambarkan dampak ledakan: “Kami sedang duduk di tempat penampungan, lalu mendengar ledakan hebat. Itu mengerikan.”
Militer Israel menyatakan telah mencegat rudal darat-ke-darat dan pesawat nirawak Iran. Dua roket juga dilaporkan ditembakkan dari Gaza.
Baca Juga: Iran Bakal Kirim Peluncur Rudal Jarak Pendek ke Rusia
Di Iran, serangan Israel menghancurkan gedung apartemen dan menewaskan keluarga dan warga sipil sebagai efek samping dari upaya menargetkan ilmuwan dan pejabat senior.
Iran menyatakan 78 orang tewas pada hari pertama, dan lebih banyak lagi pada hari kedua. Salah satu rudal menghantam gedung apartemen 14 lantai di Teheran. Televisi pemerintah memperkirakan 60 orang tewas, meski belum ada konfirmasi resmi.
Gambar televisi menunjukkan bangunan runtuh menjadi puing-puing, dengan fasad lantai atas menimpa jalan. “Asap dan debu memenuhi seluruh rumah dan kami tidak bisa bernapas,” kata Mohsen Salehi (45), warga Teheran, kepada kantor berita WANA.
Kantor berita Fars melaporkan dua proyektil menghantam Bandara Mehrabad di Teheran, yang digunakan untuk keperluan sipil dan militer.
Baca Juga: Khamenei Murka! Israel Serang Teheran, Takdir Pahit Menanti Rezim Zionis
Kepala Angkatan Udara Israel Tomer Bar menyatakan bahwa pertahanan udara Iran kini rusak parah, dan “jalan menuju Iran telah diaspal.”
Sebagai langkah persiapan eskalasi lebih lanjut, pasukan cadangan dikerahkan di seluruh Israel. Radio militer melaporkan unit militer ditempatkan di perbatasan Lebanon dan Yordania.
Situs Nuklir Iran Rusak
Israel memandang program nuklir Iran sebagai ancaman eksistensial, dan menyatakan serangan udara bertujuan mencegah produksi senjata nuklir.
Seorang pejabat militer Israel menyatakan bahwa serangan telah merusak signifikan fasilitas nuklir Iran di Natanz dan Isfahan. Namun, fasilitas pengayaan uranium di Fordow belum diserang.
Pejabat itu juga menyatakan bahwa Israel telah melenyapkan kepemimpinan militer tertinggi dan membunuh sembilan ilmuwan nuklir yang dianggap sebagai “sumber utama pengetahuan dan kekuatan pendorong program nuklir.”
Iran menegaskan bahwa program nuklirnya bersifat sipil sesuai dengan Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT), dan bahwa mereka tidak bermaksud membuat bom atom.
Baca Juga: Operasi Rising Lion: Israel Serang Fasilitas Nuklir Iran, Timur Tengah Memanas
Namun, Iran berulang kali menutupi bagian dari program nuklirnya dari pengawas internasional. Badan Energi Atom Internasional melaporkan Iran telah melanggar NPT pada Kamis.
Perundingan antara Iran dan AS mengenai nuklir mengalami kebuntuan tahun ini. Pertemuan berikutnya dijadwalkan pada hari Minggu. Teheran mengisyaratkan kemungkinan tidak hadir, tetapi belum resmi menarik diri.
“Pihak lain (AS) bertindak dengan cara yang membuat dialog tidak berarti,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, dikutip media pemerintah. “Masih belum jelas keputusan apa yang akan kami ambil pada hari Minggu terkait hal ini.”