kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,26   5,68   0.64%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Iran: Pemrakarsa perpanjangan embargo senjata akan mendapat ganjaran


Rabu, 12 Agustus 2020 / 23:50 WIB
Iran: Pemrakarsa perpanjangan embargo senjata akan mendapat ganjaran


Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - DUBAI. Presiden Hassan Rouhani mengatakan, upaya Amerika Serikat (AS) untuk membuat Dewan Keamanan PBB memperpanjang embargo senjata atas Iran akan gagal.

Pernyataan Rouhani dalam pidato yang disiarkan langsung televisi pada Rabu (12/8) itu, sehari setelah pejabat AS mengedarkan proposal baru perpanjangan embargo atas Iran.

Washington merampingkan upayanya tersebut pada Selasa (11/8) untuk memenangkan lebih banyak dukungan di Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara. 

Baca Juga: Masih khawatir dengan Iran, negara-negara Arab minta PBB lakukan ini

Tetapi, AS tidak mungkin mengatasi oposisi Rusia dan China yang memiliki kekuatan veto untuk memperpanjang embargo senjata yang berakhir pada Oktober nanti di bawah kesepakatan nuklir Iran 2015 dengan enam kekuatan dunia.

"Hingga hari ini, AS telah gagal secara politik, dan akan gagal lagi. Jika resolusi seperti itu disahkan, pemrakarsanya akan mendapat ganjaran," kata Rouhani, tanpa menjelaskan lebih lanjut tentang reaksi Teheran, seperti dikutip Reuters.

Resolusi AS yang baru akan memperpanjang larangan penjualan senjata ke Iran dengan membutuhkan keputusan Dewan Keamanan PBB. AS menyatakan, itu "penting untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional".

Baca Juga: Abaikan Rusia, AS pastikan akan memperpanjang embargo senjata Iran

Rancangan resolusi AS sebelumnya digambarkan oleh para diplomat dan analis sebagai "maksimalis". Sebab, mengharuskan negara-negara untuk memeriksa kargo yang pergi atau datang dari Iran, termasuk lampiran individu dan entitas untuk sanksi yang ditargetkan.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan, draf AS yang sudah menjalani revisi adalah resolusi "sangat ilegal". "Saya yakin Dewan Keamanan PBB akan menolak (itu)," ujarnya.

Meskipun Presiden AS Donald Trump keluar dari kesepakatan nuklir pada 2018, Washington mengancam akan menggunakan ketentuan dalam perjanjian tersebut untuk memicu pengembalian semua sanksi PBB terhadap Iran, jika Dewan Keamanan tidak memperpanjang embargo senjata tanpa batas waktu.

Baca Juga: Rusia ingatkan Amerika Serikat agar tidak nekat serang Iran

Sanksi yang diperbarui, tindakan yang dikenal sebagai "snapback", kemungkinan akan mematikan kesepakatan nuklir. Di bawah perjanjian ini, Iran setuju untuk mengekang program pengayaan uranium sensitifnya dengan imbalan mencabut sebagian besar sanksi terhadap Teheran.

Washington telah menerapkan kembali sanksi ekonomi dan keuangan yang keras terhadap Republik Islam sejak 2018. Sebagai pembalasan, Iran secara bertahap mengurangi komitmennya yang ditetapkan oleh kesepakatan nuklir.




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×