Sumber: CNBC Indonesia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - KABUL. Pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa militer AS sedang mencari cara alternatif untuk membawa warga Amerika, Afghanistan, dan negara ketiga dengan selamat ke bandara di Kabul menyusul ancaman dari Negara Islam (ISIS), menurut laporan dari NBC News.
Dua pejabat pertahanan mengatakan kepada NBC News bahwa mereka melacak ancaman spesifik dari ISIS terhadap bandara Kabul dan mereka yang mencoba untuk sampai ke bandara. Dengan itu, cara alternatif sedang dikembangkan untuk membawa orang ke zona evakuasi, jelas para pejabat.
“Kami sedang menjalankan jalur alternatif,” kata seorang pejabat pertahanan kepada NBC News seperti dilansir CNBC, Minggu (22/8).
Ini termasuk mengumpulkan kelompok orang yang lebih kecil di lokasi tertentu dan kemudian memindahkan mereka ke bandara secara berkala. Tujuannya adalah untuk membawa mereka ke sana dengan aman dan membuatnya lebih mudah untuk melewati gerbang dengan cepat dengan kelompok orang yang lebih kecil.
Baca Juga: China dipersilakan untuk berkontribusi pada pembangunan kembali Afghanistan
Ancaman dari ISIS datang ketika Presiden Joe Biden dan pemerintahannya menghadapi kritik tentang bagaimana mereka menangani evakuasi keseluruhan dari Afghanistan.
Penarikan itu, yang diumumkan oleh Biden awal tahun ini, telah diliputi oleh berbagai kontroversi, termasuk orang-orang yang mengerumuni bandara dan membuatnya hampir tidak mungkin untuk mendapatkan bahkan beberapa orang dengan dokumentasi yang tepat ke luar negeri.
Kedutaan Besar AS di Afghanistan pada hari Sabtu memperingatkan warga Amerika untuk tidak melakukan perjalanan ke bandara "karena potensi ancaman keamanan di luar gerbang di bandara Kabul."
Seorang pejabat Gedung Putih memberi tahu pers pada hari Sabtu, bahwa, dalam 24 jam terakhir, enam C-17 militer AS dan 32 charter berangkat dari Kabul. Jumlah penumpang untuk 38 penerbangan tersebut sekitar 3.800 orang. Pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa sejak 14 Agustus AS telah mengevakuasi sekitar 17.000 orang.
Seorang pejabat Gedung Putih juga memberi tahu pers bahwa Biden bertemu dengan penasihat keamanan nasionalnya Sabtu pagi. Pembicaraan tersebut berfokus pada situasi keamanan saat ini dan operasi kontra-terorisme di Afghanistan, termasuk isu-isu yang berkaitan dengan ISIS. Evakuasi skala besar juga dibahas, kata Gedung Putih.