Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Pasukan Israel menghentikan 13 kapal yang membawa aktivis asing dan bantuan kemanusiaan menuju Gaza, menurut keterangan penyelenggara armada pada Kamis (2/10/2025).
Meski demikian, sebanyak 30 kapal lainnya masih berlayar menuju wilayah yang porak-poranda akibat perang tersebut.
Sebuah video dari Kementerian Luar Negeri Israel yang diverifikasi Reuters memperlihatkan aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, duduk di geladak kapal dikelilingi tentara.
Baca Juga: Serangan Israel Tewaskan 23 Warga Gaza, Rencana Gencatan Senjata Terancam Gagal
“Beberapa kapal dari armada Hamas-Sumud telah berhasil dihentikan dan penumpangnya dipindahkan ke pelabuhan Israel dengan selamat. Greta dan rekan-rekannya dalam kondisi sehat,” tulis pernyataan Kemlu Israel di platform X.
Armada kemanusiaan bernama Global Sumud Flotilla itu membawa obat-obatan dan makanan dengan lebih dari 40 kapal sipil serta sekitar 500 peserta, termasuk anggota parlemen, pengacara, dan aktivis.
Namun, sejumlah penumpang mengunggah video di Telegram, menunjukkan paspor mereka dan mengklaim diculik serta dibawa ke Israel secara paksa. Mereka menegaskan misi ini bersifat damai dan murni kemanusiaan.
Aksi flotilla ini menjadi simbol paling menonjol dari penentangan terhadap blokade Israel atas Gaza.
Baca Juga: Tony Blair Kembali Muncul dalam Rencana Perdamaian Gaza yang Dipimpin Trump
Perjalanan armada melintasi Laut Mediterania menarik perhatian dunia, bahkan negara seperti Turki, Spanyol, dan Italia menyiapkan kapal atau drone untuk melindungi warganya bila diperlukan.
Kementerian Luar Negeri Turki menyebut intersepsi Israel sebagai “tindakan teror” yang membahayakan nyawa sipil.
Sementara Presiden Kolombia Gustavo Petro memerintahkan pengusiran seluruh diplomat Israel setelah dua warga Kolombia ditahan.
Ia juga membatalkan perjanjian perdagangan bebas dengan Israel.
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim turut mengecam, menyebut delapan warga negaranya ditahan.
“Dengan menghalangi misi kemanusiaan, Israel menunjukkan sikap meremehkan bukan hanya hak rakyat Palestina, tetapi juga nurani dunia,” kata Anwar dalam pernyataan resmi.
Intersepsi Israel memicu demonstrasi di Italia dan Kolombia. Israel sebelumnya telah memperingatkan bahwa flotilla mendekati zona pertempuran aktif dan melanggar blokade sah. Otoritas Israel menawarkan jalur aman untuk menyalurkan bantuan, namun ditolak penyelenggara.
Baca Juga: Ini Reaksi Dunia atas Proposal Trump untuk Rencana Perdamaian Gaza
30 Kapal Tetap Lanjut ke Gaza
Menurut penyelenggara, kapal-kapal mereka dihentikan sekitar 70 mil laut dari Gaza dengan taktik agresif, termasuk penggunaan meriam air, meski tidak ada korban luka. Komunikasi mereka juga disebut diganggu.
Hingga Kamis pagi, 13 kapal telah dicegat, namun 30 lainnya tetap berlayar menuju Gaza dan diperkirakan tinggal 46 mil laut dari tujuan. “Armada ini akan terus maju tanpa gentar,” kata penyelenggara.
Israel berulang kali menyebut misi flotilla bukanlah kemanusiaan, melainkan provokasi.
“Penolakan sistematis untuk menyerahkan bantuan menunjukkan tujuan utama mereka adalah aksi politik, bukan bantuan,” ujar Duta Besar Israel untuk Italia, Jonathan Peled.
Baca Juga: Proposal Gencatan Senjata 20 Poin Trump di Gaza: Lima Isu Krusial Masih Menggantung
Israel telah memberlakukan blokade laut atas Gaza sejak Hamas mengambil alih pada 2007.
Beberapa upaya sebelumnya untuk mengirim bantuan lewat laut juga berakhir dengan intersepsi, termasuk insiden 2010 yang menewaskan sembilan aktivis.
Perang Gaza yang meletus setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan 1.200 orang di Israel dan menyandera 251 lainnya, telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat.