Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JERUSALEM. Pasukan Israel telah mengambil alih kendali atas kapal amal berbendera Inggris, Madleen, yang dioperasikan oleh koalisi pro-Palestina Freedom Flotilla Coalition (FFC).
Kapal tersebut mencoba menembus blokade laut Israel terhadap Jalur Gaza dan kini sedang diarahkan ke pelabuhan di wilayah Israel. Di antara awak kapal terdapat aktivis iklim asal Swedia, Greta Thunberg, dan anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Rima Hassan.
Kapal Ditangkap di Perairan Internasional
Menurut keterangan dari FFC melalui kanal Telegram, kapal Madleen disergap pada dini hari sebelum sempat mencapai daratan Gaza. “Kru armada ditangkap oleh tentara Israel di perairan internasional sekitar pukul 2 pagi,” tulis Hassan di platform X (sebelumnya Twitter), disertai foto yang menunjukkan seluruh kru mengenakan jaket pelampung dengan tangan terangkat.
Baca Juga: Israel Temukan Jenazah Pemimpin Militer Hamas di Terowongan Bawah Rumah Sakit Gaza
Kapal Madleen membawa sejumlah kecil bantuan kemanusiaan, termasuk beras dan susu formula bayi, yang dimaksudkan sebagai simbol solidaritas dan untuk menarik perhatian internasional terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.
Namun, otoritas Israel menyebut aksi ini sebagai “pertunjukan propaganda” dan menyatakan bahwa kapal tersebut “dikuasai dengan aman.”
Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi bahwa kapal dan para penumpangnya dalam keadaan selamat. "Mereka diberi sandwich dan air. Pertunjukan telah usai," tulis kementerian tersebut secara sarkastik di platform X. Bantuan kemanusiaan di atas kapal, menurut pernyataan resmi, akan disalurkan ke Gaza melalui “jalur kemanusiaan yang sah.”
Blokade Gaza dan Ketegangan yang Berlangsung
Israel memberlakukan blokade laut terhadap Gaza sejak tahun 2007, ketika Hamas mengambil alih kendali atas wilayah tersebut. Blokade ini masih berlangsung hingga kini, dan Israel menyatakan bahwa langkah tersebut penting untuk mencegah masuknya senjata ke tangan Hamas.
Namun, organisasi internasional dan pengamat hak asasi manusia menilai blokade ini telah memperburuk kondisi kemanusiaan di Gaza.
Baca Juga: Perang Gaza Berlangsung, Ekspor Pertahanan Israel Tembus Rekor US$ 15 Miliar di 2024
Sejak dimulainya konflik terbaru pada 7 Oktober 2023—menyusul serangan Hamas ke wilayah selatan Israel yang menewaskan lebih dari 1.200 orang—lebih dari 54.000 warga Palestina dilaporkan tewas akibat kampanye militer Israel, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.
PBB telah memperingatkan bahwa lebih dari dua juta warga Gaza kini menghadapi ancaman kelaparan akut.
Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan Palestina, Francesca Albanese, menyuarakan dukungannya terhadap misi FFC.
Dalam pernyataan terbarunya, ia mendorong negara-negara di Mediterania untuk terus mengirim kapal bantuan ke Gaza. “Perjalanan Madleen mungkin telah berakhir, tetapi misinya belum selesai,” tulisnya.
“Setiap pelabuhan di Mediterania harus mengirim kapal dengan bantuan dan solidaritas untuk Gaza,” tambahnya.