Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
Menteri Dalam Negeri Prancis bahkan menginstruksikan otoritas lokal untuk meningkatkan pengamanan di lokasi-lokasi komunitas Yahudi seperti sinagoga.
“Keamanan harus terlihat dan bersifat preventif,” demikian isi surat instruksi tersebut.
Sementara itu, juru bicara Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan pemerintah Inggris memberikan dukungan penuh kepada Kedutaan Besar Israel di London.
“Kami jelas menyerukan agar pembatasan bantuan ke Gaza dihentikan... tetapi hal itu tidak bisa dijadikan pembenaran atas antisemitisme atau serangan semacam ini,” tegas juru bicara tersebut.
Baca Juga: Ratusan Warga Gaza Tewas dalam 72 Jam, Hamas-Israel Kembali ke Meja Perundingan
Polemik Global
Penembakan Rabu malam itu dipastikan akan semakin memperuncing perdebatan di AS dan dunia terkait perang di Gaza, yang telah memecah opini antara pendukung setia Israel dan kelompok pro-Palestina.
Perdana Menteri Netanyahu menyebut penembakan tersebut sebagai aksi “pembunuhan antisemit yang mengerikan” dalam suasana kebencian yang terus meningkat terhadap Israel.
“Kita menyaksikan dampak nyata dari antisemitisme dan hasutan brutal terhadap Negara Israel,” kata Netanyahu dalam pernyataannya.
Kementerian Luar Negeri Israel mengidentifikasi korban sebagai Yaron Lischinsky dan Sarah Lynn Milgrim, yang merupakan staf lokal. Keduanya dikenal aktif mempromosikan perdamaian antara warga Israel dan Palestina melalui organisasi yang mereka ikuti.
Baca Juga: Israel Minta Mahkamah Pidana Internasional (ICC) Cabut Surat Penangkapan Netanyahu
Michael Oren, mantan Duta Besar Israel untuk AS yang pernah menjadi target rencana pembunuhan oleh Iran, menegaskan bahwa hasutan di media sosial kini menjadi ancaman serius, apalagi di tengah maraknya protes pro-Palestina di kampus-kampus AS.
“Kita harus memikirkan langkah nasional untuk menghadapi hasutan ini di media sosial, karena ini ancaman nyata. Ini menciptakan dehumanisasi sistematis terhadap Yahudi—dan kita tahu ke mana hal seperti ini bisa mengarah,” kata Oren.
Beberapa warga Israel merasa makin khawatir, terutama karena lokasi pembunuhan berdekatan dengan Museum Yahudi.
“Ini museum Yahudi, artinya kebencian terhadap Yahudi dan terhadap Israel berpadu. Ini menyedihkan dan kita harus melawannya,” ujar warga Yerusalem, Udi Tsemach.
Aviya Levi (30), warga Israel lainnya, mengatakan insiden ini membuatnya merasa semakin enggan bepergian ke luar negeri.
“Saya orang Israel dan saya takut. Saya takut pergi ke luar negeri. Saya tidak tahu dari mana bahaya bisa datang. Saya punya anak-anak—dan semua ini hanya membuat saya makin takut,” tuturnya.