Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
Swiss selama ini memang dikenal dengan hutannya yang rimbun, satwa liar yang terjaga, serta air yang aman dan bersih di seluruh wilayah.
Negara berkembang dengan populasi sekitar 8 juta jiwa ini juga diklaim sebagai negara yang memiliki iklim yang sangat ideal untuk dihuni.
Meskipun memiliki empat musim, iklim Swiss tidak pernah terlalu dingin atau terlalu panas. Dengan demikian, pariwisata berkembang pesat sepanjang tahun.
Angka infeksi virus corona di Swiss tetap tinggi
Meraih gelar negara terbersih di dunia rupanya tidak menjamin Swiss terbebas dari ancaman virus corona. Seperti kita tahu, WHO menyarankan kepada seluruh dunia untuk semakin menjaga kebersihan demi mencegah penularan.
Data terbaru dari Worldometers menunjukkan bahwa Swiss telah mencatat 58.881 kasus infeksi hingga hari ini, Jumat (9/10). Dari jumlah tersebut, sebanyak 48.400 di antaranya berhasil sembuh dan 2.087 di antaranya meninggal dunia.
Baca Juga: Bank Dunia: Virus corona akan membawa kita pada kemiskinan ekstrem
Dengan populasi hanya sekitar 8 juta jiwa, angka infeksi di Swiss bisa dibilang cukup tinggi. Luas wilayahnya yang cukup kecil juga seharusnya bisa memudahkan pemerintah untuk mengontrol penyebaran virus.
Fakta yang terjadi di Swiss ini menunjukkan bahwa saat ini kebersihan lingkungan juga tidak bisa menjamin musnahnya virus corona.
Demi mengurangi penyebaran, pemerintah Swiss sudah mengambil sejumlah kebijakan. Salah satunya adalah menutup pintu masuk bagi sekitar 29 negara sejak bulan Juli lalu.
Daya tarik Swiss sebagai negara tujuan wisata dunia menuntut pemerintah untuk dengan cepat menutup akses masuk dari banyak negara dengan kasus infeksi tinggi.