Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Departemen Perdagangan AS pada Jumat (15/11) menyetujui subsidi pemerintah senilai US$ 6,6 miliar untuk anak usaha Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) di AS untuk produksi semikonduktor di Phoenix, Arizona. Subsidi ini merupakan bagian dari subsidi yang diumumkan pada April 2024 dimana pada program pertama digelontorkan pemerintah AS pada tahun 2022 dengan nilai US$ 52,7 miliar.
Keputusan ini cukup melegakan lantaran, sebelumnya ada kekhawatiran karena terpilihnya Donald Trump menjadi presiden. Sebelumnya, Trump mengkritik program tersebut.
Pada April, TSMC setuju untuk menambah investasi sebesar US$ 25 miliar menjadi US$ 65 miliar dan menambah pabrik ketiga di Arizona pada tahun 2030. Perusahaan Taiwan tersebut akan memproduksi teknologi 2 nanometer tercanggih di dunia di pabrik keduanya di Arizona yang diharapkan mulai berproduksi pada tahun 2028. TSMC juga setuju untuk menggunakan teknologi manufaktur chip tercanggihnya yang disebut A16 di Arizona.
"Ketika kami memulai ini, ada banyak penentang yang mengatakan mungkinkah TSMC akan membuat 5 atau 6 nanometer di Amerika Serikat dan ternyata TSXM membuat cip tercanggih di Amerika Serikat," kata Menteri Perdagangan Amerika Serikat Gina Raimondo dalam sebuah wawancara dikutip Reuters.
Baca Juga: Ini Kecurigaan China atas Pembatasan Chip TSMC oleh Amerika
Pemberian dana kepada TSMC mencakup pinjaman pemerintah berbiaya rendah hingga US$ 5 miliar. Berdasarkan perjanjian tersebut, TSMC akan menerima uang tunai saat memenuhi tonggak proyek.
"Departemen Perdagangan akan menggelontorkan dana setidaknya US$ 1 miliar untuk TSMC pada akhir tahun," kata seorang pejabat senior kepada wartawan dikutip Reuters. TSMC setuju untuk tidak melakukan pembelian kembali saham selama lima tahun dengan beberapa pengecualian dan membagi keuntungan berlebih dengan pemerintah AS berdasarkan perjanjian pembagian keuntungan
Menurut CEO TSMC, C.C. Wei, cara ini akan membantu TSMC untuk mempercepat pengembangan teknologi manufaktur semikonduktor tercanggih yang tersedia di AS.
Kongres pada tahun 2022 menyetujui Undang-Undang Chip dan Sains untuk meningkatkan produksi semikonduktor domestik, yang disebut Raimondo penting untuk mendapatkan investasi TSMC dan chip lainnya. Tidak ada chip canggih yang saat ini diproduksi di Amerika Serikat.
"Itu tidak terjadi dengan sendirinya. Kami harus meyakinkan TSMC bahwa mereka ingin berekspansi. Pasar juga memperhitungkan keamanan nasional," kata Raimondo. Dia mengaku pihaknya ingin meyakinkan perusahaan-perusahaan Amerika untuk membeli chip buatan AS.
Departemen Perdagangan telah mengalokasikan US$ 36 miliar untuk proyek-proyek chip. Dana tersebut sebesar US$ 6,4 miliar untuk Samsung di Texas, US$ 8,5 miliar untuk Intel dan US$ 6,1 miliar untuk Micron Technology. Departemen Perdagangan sedang berupaya untuk menyelesaikan perjanjian-perjanjian tersebut sebelum Biden meninggalkan jabatannya pada tanggal 20 Januari 2025.
Pada Sabtu pekan lalu, Reuters melaporkan jika Kementerian Perdagangan memerintahkan TSMC untuk menghentikan pengiriman chip canggih ke pelanggan China. Namun Raimondo tidak mengonfirmasi arahan tersebut tetapi mengatakan Amerika Serikat perlu menyerang dan bertahan dengan China.
"Berinvestasi di TSMC untuk melakukan ekspansi di sini adalah tindakan menyerang-bertahan, yaitu memastikan bahwa baik TSMC maupun perusahaan lain tidak menjual teknologi tercanggih kami ke China dan melanggar kendali ekspor kami," kata Raimondo. Ia juga bilang jika TSMC telah melakukan pelanggaran apa pun.
"Kami menganggap serius keamanan nasional dan kami menyelidiki setiap potensi masalah, baik dengan perusahaan yang kami subsidi atau tidak," tambah Raimondo.
Baca Juga: Malware Korea Utara Berhasil Bobol Keamanan Apple, Ancaman Baru bagi Pengguna macOS