kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Joe Biden Berharap Genjatan Senjata Israel Hamas Bisa Terwujud Sebelum Ramadan


Selasa, 27 Februari 2024 / 10:56 WIB
Joe Biden Berharap Genjatan Senjata Israel Hamas Bisa Terwujud Sebelum Ramadan
ILUSTRASI. Presiden AS Joe Biden menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, Israel, 18 Oktober 2023. REUTERS/Evelyn Hockstein


Sumber: Reuters | Editor: Syamsul Azhar

Kantor Al Thani mengatakan Al Thani dan Pimpinan Hamas telah membahas upaya Qatar untuk merundingkan kesepakatan gencatan senjata "langsung dan permanen di Jalur Gaza."

Seorang sumber mengatakan kepada Reuters sebelumnya bahwa delegasi kerja Israel telah terbang ke Qatar untuk membuat pusat operasional untuk mendukung negosiasi. 

Misi tersebut akan mencakup penyaringan militan Palestina yang diminta dibebaskan oleh Hamas dalam kesepakatan pembebasan sandera, kata sumber tersebut.

Namun Israel terus mempertahankan posisi, bahwa mereka tidak akan mengakhiri perang sampai Hamas dihapus, sementara Hamas mengatakan mereka tidak akan membebaskan sandera tanpa kesepakatan untuk mengakhiri perang.

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Jatuh, Efek Gencatan Senjata Israel-Hamas

"Kami sepenuhnya berkomitmen untuk menghapus Hamas dari muka bumi," kata Menteri Ekonomi dan Industri Israel, Nir Barkat, kepada Reuters dalam sebuah konferensi di Uni Emirat Arab, di mana kehadirannya menandakan penerimaan terus-menerus Israel oleh negara-negara Arab yang telah menggerakkan militan Palestina.

Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters pada Senin bahwa setiap kesepakatan gencatan senjata akan memerlukan "memastikan berakhirnya agresi, penarikan pendudukan, kembalinya pengungsi, masuknya bantuan, perlengkapan perlindungan, dan pembangunan kembali."

Israel mendapat tekanan dari sekutu utamanya Amerika Serikat untuk segera menyetujui gencatan senjata. Tekanan ini sekaligus untuk mencegah serangan yang mengancam Rafah, kota di selatan Gaza di mana lebih dari setengah dari 2,3 juta penduduk enklaf tersebut berlindung.  Washington khawatir serangan darat Israel bisa menjadi pembantaian massal penduduk kota itu.

Israel Ngotot Menyerang 

Netanyahu bersikeras bahwa serangan terhadap Rafah masih direncanakan, dan Israel. Namun tentara pendudukan Israel memiliki rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari jalan bahaya. 

Ketika ditanya apakah Israel akan menyerang bahkan jika Washington meminta mereka untuk tidak melakukannya, Netanyahu mengatakan: "Nah, kita akan masuk. Kami membuat keputusan kami sendiri, tentu saja, tapi kita akan masuk berdasarkan gagasan juga untuk evakuasi warga sipil."

Momentum di balik perundingan Hamas Israel tampaknya telah meningkat sejak Jumat, ketika pejabat Israel membahas syarat-syarat kesepakatan pembebasan sandera di Paris dengan delegasi dari Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar, meskipun tidak dengan Hamas.

Baca Juga: Tolak Usulan Genjatan Senjata Hamas, Netanyahu Siap Lanjutkan Serangan ke Rafah

Sejak serangan pejuang Hamas yang disebut Israel telah menewaskan 1.200 orang, dan menangkap 253 sandera pada 7 Oktober, tentara pendudukan Israel telah meluncurkan serangan darat total terhadap Gaza.
Akibatnya menurut otoritas kesehatan Gaza, hampir 30.000 penduduk Palestina terkonfirmasi meninggal dunia.

Dalam perkembangan yang bisa memiliki dampak pada negosiasi jangka panjang, perdana menteri Otoritas Palestina, yang memiliki kontrol sipil terbatas di sebagian dari Tepi Barat pilih mengundurkan diri pada Senin (26/2.

Mohammad Shtayyeh mengatakan ia mengundurkan diri untuk memungkinkan pembentukan konsensus luas di kalangan Palestina tentang pengaturan politik setelah perang Gaza.

Otoritas Palestina, yang diakui oleh Barat sebagai perwakilan resmi Palestina, selama ini telah kehilangan kendali atas Gaza yang dikuasai pejuang Hamas sejak tahun 2007. 

Washington telah meminta reformasi sebagai bagian dari solusi keseluruhan untuk mengatur wilayah Palestina termasuk Gaza setelah perang.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×