kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Jumlah kematian Covid-19 capai 1 juta, Sekjen PBB: Ini pencapaian yang buruk


Selasa, 29 September 2020 / 18:55 WIB
Jumlah kematian Covid-19 capai 1 juta, Sekjen PBB: Ini pencapaian yang buruk
ILUSTRASI. Pandemi global Covid-19 telah merenggut lebih dari 1 juta korban jiwa.


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi global Covid-19 telah merenggut lebih dari 1 juta korban jiwa. Meningkatnya korban jiwa seiring, melonjaknya jumlah orang terinfeksi di sejumlah negara. Angka kematian ini mencapai dua kali lipat dari angka kematan tahunan akibat malaria.

“Dunia kita tengah mencapai pencapaian yang buruk. Jumlah kematian tersebut bukan sekadar angka, namun nyawa manusia, nyawa ayah, ibu, istri, suami, kakak, adik, teman, dan kolega kita,” kata Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antnoio Guterres dalam pernyataan seperti dikutip Reuters, Selasa (29/9).

Hanya butuh waktu tiga bulan buat Covid-19 menggandakan jumlah kematian dari sebelumnya sebanyak 500.000 jiwa. Sementara kematian pertama tercatat di China awal Januari lalu.

Baca Juga: WHO: Negara miskin akan dapatkan tes COVID-19 murah, hanya US$ 5

Dari kalkulasi Reuters, setidaknya ada 5.400 orang yang meninggal akibat Covid-19 per harinya pada September ini. Ini setara 226 orang meninggal per jamnya atau 1 orang tiap detik.

“Banyak orang yang meninggal, banyak orang bahkan tak sempat mengucapkan perpisahan karena harus meninggal sendiri. Kondisi ini benar-benar mengerikan,” kata Juru Bicara Badan Kesehatan Dunia (WHO) Margaret Harris.

Sementara itu, sejumlah ahli mengingatkan, di lapangan angka kematian berpotensi jauh lebih besar mengingat beberapa negara belum melakukan tes dan pencatatan yang laik.

Di sisi lain, melesatnya laju infeksi disebabkan sejumlah negara yang mencabut kebijakan lockdown lantaran efek buruknya terhadap ekonomi. Negara seperti Amerika Serikat (AS), Brasil, India yang bersama-sama menyumbang 45% dari total kematian secara global telah melonggarkan ketentuan pembatasan sosialnya.

“Masyarakat mesti mengantisipasi melonjaknya angka infeksi dalam beberapa waktu ke depan,” kata Wakil Presiden AS Mike Pence Senin (28/9). AS telah mencatat kematian sebanyak 205.312 jiwa, dan angka terinfeksi mencapia 7,18 juta orang.

Baca Juga: WHO kembali tegaskan, virus corona muncul secara alami



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×