kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Karena corona, Alibaba Group mempercepat adopsi e-grocery lewat Lazada


Kamis, 14 Mei 2020 / 22:09 WIB
Karena corona, Alibaba Group mempercepat adopsi e-grocery lewat Lazada
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A logo of Alibaba Group is seen at an exhibition during the World Intelligence Congress in Tianjin, China May 16, 2019. REUTERS/Jason Lee/File Photo


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Pandemi virus corona (Covid-19) telah memukul berbagai sektor bisnis. Banyak perusahaan mulai goyang yang berimbas pada peningkatan pemangkasan karyawan. Angka pengangguran pun kian bertambah.

Namun, tak bisa dipungkiri pandemi ini juga membuka peluang bisnis baru. Perusahaan e-commerce raksasa China, Alibaba, menyadari itu dan tengah mencoba menghasilkan bisnis dari krisis yang diakibatkan virus tersebut.

Baca Juga: Jepang cabut keadaan darurat corona, kecuali di Tokyo dan Osaka

Pada bulan Maret 2020 lalu, para petani Cameron Highlands, pusat industri pertanian Malaysia, membuang ratusan ton produksinya lantaran adanya penutupan pasar grosir dan restoran di seluruh negara itu untuk mencegah penularan Covid-19. Disini, Alibaba menemukan peluang itu.

Alibaba lewat Lazada Group, anak perusahaannya yang berbasis di Asia Tenggara, membuka toko virtual untuk menghubungkan petani dan warga Malaysia yang tinggal di rumah.

Penyerapannya bahkan mengejutkan raksasa e-commerce itu. Sebanyak 1,5 ton kubis, wortel, dan bayam berhasil terjual setiap hari. Pada hari keempat, bahkan terjual 3,5 ton sayuran dijual dalam waktu kurang dari setengah jam dan pada minggu ketiga sekitar 70 ton produksi dari peternakan di seluruh negeri berhasil dijual.

Bahan-bahan makanan segar telah jadi salah satu dari tiga kategori penjualan teratas di Lazada Malaysia saat ini. Padahal tiga bulan yang lalu, itu belum masuk dalam opsi.

Baca Juga: UOB: IHSG Bisa Rebound di Kuartal IV, Sejumlah Saham Ini Bisa Dicermati

Lazada sebelumnya hanya menyediakan belanja groseri di Singapura, Thailand dan Filipina. Namun, setelah Covid-19 merebak, perusahaan e-commerce ini melakukan ekspansi ke Malaysia, Vietnam, dan Indonesia.

Chief Executive Officer Lazada Group Pierre Poignant mengatakan, Covid-19 telah mempercepat adopsi e-grocery. Pandemi itu kana menjadi katalis transformasi digital di Asia Tenggara. "Ketika konsumen membangun kebiasaan, itu tidak mudah hilang," ujarnya dikutip Bloomberg, Kamis (14/5).

Permintaan bahan makanan segar telah melonjak secara global, tetapi lonjakan di Malaysia membuka jendela khusus bagi Alibaba menuju pasar yang menguntungkan setelah bertahun-tahun membangun jaringannya ke negara ini.

Sejak Maret, kian banyak pengusaha pertanian, perikanan, dan bisnis lokal telah mulai menggerakkan bisnisnya lewat e-commerce, menurut Kepala Operasi Lazada Malaysia Shah Suriye Rubhen. Periode Ramadhan juga meningkatkan permintaan dan para petani merespons dengan meningkatkan bermacam-macam barang yang mereka tawarkan.

Baca Juga: Taiwan tuding WHO lebih utamakan kepentingan politik daripada kesehatan

Di Singapura, Lazmall Lazada, di mana pemilik merek menjual langsung produknya ke konsumen, telah menarik nama besar seperti Under Armour Inc, Starbucks Corp, dan 3M Co untuk masuk.

Tidak hanya Lazada, kebangkitan toko bahan makanan online telah menarik pemain e-commerce lain. Qoo10 Pte Singapura sangat cepat bertindak menawarkan DIY bubble tea kits saat pemerintah meminta gerai minuman bubble tutup.

Poignant mengatakan, Lazada tertarik dengan penawaran grosir, baik lewat akuisisi maupun usaha patungan di Asia Tenggara. Bulan lalu, Lazada bekerja sama dengan Rumah Sayur Group Indonesia untuk mendapatkan sayuran dari 2.500 petani di Jawa Barat. Sementara pada 2016, telah mengakuisisi e-grocer Singapura yakni RedMart.

Baca Juga: China akan ambil keputusan yang adil dan obyektif terkait gandum Australia




TERBARU

[X]
×